PATI – Durian di wilayah Kecamatan Gunungwungkal Pati terkenal unggul dibandingkan dari daerah lain. Hal itu disampaikan Handoko, pendamping petani Kecamatan Gunungwungkal.
Buah durian jenis unggul di Gunungwungkal selalu diborong pembeli dari luar kota. Seperti dari Jepara, Sragen, Madiun, Solo dan Kebumen. Mereka membeli durian jenis Musangking secara borongan. Per kilogramnya Rp 100 ribu besar dan kecil.
“Lalu, mereka menjual lagi durian Musangking asal Gunungwungkal ke kota besar. Seperti ke Surabaya, Bandung, Semarang, Malang dan Jakarta. Dengan harga Rp 250 ribu per kilogram,” ucapnya.
Sementara itu, Jukariyo (51) petani di Desa Sampok, Gunungwungkal, lima tahun lalu, sengaja membuka lahan perkebunan seluas 4 hektare untuk ditanami pohon durian jenis unggul. Diantaranya Musangking, Bawor, Menoreh, Duri Hitam, Matahari, Kani dan jenis D24. “Khusus durian jenis Menoreh, dulu bibitnya dari Yogyakarta,” tambah Jukariyo.
Sambil menunggu hasil pohon durian, maka Jukariyo dan banyak petani lainya, menanam singkong, sengon, pepaya, jeruk, srikaya dan alpokat sebagai tumpangsari. Hasilnya bisa untuk membeayai kebutuhan sehari-hari.
Ketika tanaman durian jenis unggul di kawasan Gunungwungkal mulai berbuah, mulai didatangi komunitas durian (pembeli) luar kota, dan pejabat pemerintah setempat. “Yang membedakan, pembeli datang untuk memborong durian, kalau pejabat datang hanya untuk sekedar tanya-tanya, lalu foto selfie saja,” tutur seorang petani, bernama Darmin.
Sejumlah petani mengaku, dalam merawat tanaman durian, selama ini tidak pernah mendapat ilmu dari petugas pertanian. “Kami mendapat ilmu justru dari sales (penjual) pupuk. Mereka menawarkan kualitas pupuknya, sambil mengajari kami,” ujarnya. (IJH)