PATI – Siapa yang menyangka, home industry trasi milik Sutini, 52, warga RT 5 RW III Desa Langenharjo, Kecamatan Juwana, Pati bisa sukses sampai saat ini. Sebab sebelumnya trasi produksinya hanya dijual ke pasar-opasar lokal di daerahnya.
Disela-sela kesibukannya itu wanita yang akrap disapa Ninik ini, mengaku, trasi produksinya memang beda dari yang lain. Lantaran trasi yang ia produksi berbahan baku rebon, yang mampu ia kenalkan ke berbagai daerah di Indonesia.
Usaha yang telah digelutinya sejak 1975 itu, sampai sejauh ini memang terus berkembang. Kendati demikian, menurutnya hal itu tidak terlepas dari belajarnya dikala masih kecil bersama almarhum ayahnya.
”Dulu saya waktu masih kecil hingga umur 14 tahun, hanya bisa duduk dirumah membantu orang tua membuat trasi. Jadi setiap harinya ya memegang alu untuk memadatkan pembuatan trasi,” kata Ninik.
Dengan ketekunanya, nenek bercucu enam ini pada 1975 mulai memasarkan sendiri dengan menjual tiga kilogram trasi perhari. Cara menjualnyapun cukup unik, lantaran trasi dimasukkan ke dunak lalu digendong (dipanggul) ke Pasar Juwana.
”Dulu hanya tiga kilo, ketika saya jual ke Pasar Juwana dengan saya gendong,”
tuturnya.
Menurutnya banyaknya pembeli hingga saat ini, tidak terlepas dari peran belajar langsung dengan almarhum ayahnya. Termasuk diantaranya untuk menghasilkan rasa trasi yang sangat enak sekali.
Menurutnya untuk mendapatkan trasi yang sangat enak, bahan baku dari rebon tidak perlu langsung dibuat dan langsung dijual ke pasaran. Namun dengan cara digiling dan dipanaskan dibawah terik matahari hingga berulang kali dan didiamkan hingga tahunan. ”Justru lamanya barang untuk didiamkan, akan semakin enak rasanya,” katanya. (IJH)