Pekalongan, Infojateng.id – Lintas Komunitas Peduli Pekalongan (LKPP) menggelar rapat koordinasi di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Senin (10/2/2025). Pertemuan ini membahas rencana reboisasi di kawasan pegunungan guna mencegah bencana longsor dan banjir bandang.
Rapat dihadiri berbagai komunitas dan instansi terkait, termasuk Laskar Dewa Ruci, Duta Petani Milenial, petani, penyuluh pertanian dan kehutanan, serta awak media.
Fokus Reboisasi di Wilayah Rawan Bencana
Koordinator Lapangan LKPP, Puji Surwanoto, menjelaskan bahwa program ini akan difokuskan pada daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam.
“Kami akan melakukan penanaman pohon di sekitar bantaran sungai dan kawasan rawan longsor, seperti Kandangserang, Paninggaran, Petungkriyono, Lebakbarang, dan Talun. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir bandang dan tanah longsor yang semakin sering terjadi,” ujar Puji.
Ia juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam program reboisasi ini.
“Reboisasi tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat di daerah hulu, tetapi juga bagi mereka yang tinggal di hilir dalam pengendalian air. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi demi lingkungan yang lebih baik,” tambahnya.
Dukungan Pemerintah dan Pendekatan Konservasi
Penyuluh kehutanan Kabupaten Pekalongan, Eko Prasetyo, menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah konkret pemulihan pascabencana, khususnya di Kecamatan Petungkriyono.
“Kami membahas berbagai metode konservasi, baik secara vegetatif maupun sipil teknis. Rencana reboisasi akan difokuskan di lokasi terdampak bencana pada 20 Januari lalu,” jelasnya.
Eko menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak agar program ini berjalan efektif.
“Kerusakan lingkungan tidak bisa dilepaskan dari aktivitas manusia. Oleh karena itu, pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bersinergi dalam upaya pemulihan lingkungan ini,” katanya.
Tindak Lanjut dan Legalitas Program
Sebagai langkah berikutnya, LKPP akan berkoordinasi dengan instansi terkait guna memastikan legalitas dan pendampingan teknis dalam pelaksanaan reboisasi.
“Kami ingin memastikan langkah yang diambil sudah sesuai dengan pertimbangan teknis dan ilmiah, sehingga dampaknya benar-benar positif bagi lingkungan,” ujar Eko.
Menurutnya, program ini juga akan dilengkapi dengan penggalangan donasi abadi untuk mendukung keberlanjutan upaya konservasi.
“Tujuan utama program ini adalah mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan mencegah bencana serupa di masa depan. Dengan langkah yang sistematis, diharapkan risiko bencana di Kabupaten Pekalongan dapat diminimalkan,” tandasnya. (one/redaksi)