PATI-Warung kelo mrico mbak Siti terletak di pinggir jalan ki Ageng Selo desa Blaru kecamatan pati. Untuk mencapai lokasi warung cukup mudah 800 meter dari alun-alun kota. Ada banner berukuran besar di depan warung. Sebelah jembatan kali Godi.
Warung dengan menu spesial manyung kelo mrico ini menambah khasanah bagi pecinta kuliner pedas di Kabupaten Pati.
Kelo mrico merupakan masakan ikan mirip dengan pindang srani, dengan racikan bumbu dan rempah beragam. Berbeda dengan pindang srani rasa pedas yang dihasilkan kelo mrico lebih dominan dari merica. Berbahan utama ikan manyung kelo mrico menjadi incaran pecinta kuliner bagi mereka yang suka dengan masakan pedas.
Buka sejak 2016 warung dengan spesial mangut mrico ini tidak pernah sepi pengunjung. Letaknya yang strategis tepi jalan, warung rumahan dekat dengan salah satu Akademi Kebidanan di Pati. Pembeli yang datang tak hanya warga sekitaran Pati, melainkan kabupaten Kudus hingga Grobogan. Warung mulai buka pukul 08.00 WIB.
“Banyak yang datang dari mulai buka sampai menjelang tutup jam 15.00 WiB. Kebanyakan warga sini. Tapi dari luar daerah seperti purwodadi dan kudus sering mampir,” terang pemilik warung Siti
Siti menjaga benar kualitas menunya, bahan baku ikan manyung ia beli langsung dari Juwana. Kadang ia mencari langsung ke pasar.
“Ikannya saya cari sendiri. ke pasar Juwana atau langsung ke tempat pelelangan ikan. Kadang susahnya kalo gak dapet ikan. Ya terpaksa warung enggak buka,” ungkapnya.
Menggugah selera seporsi mangut ukuran sedang
Perpaduan kuah mrico yang segar, nasi putih pulen dan penyajian kelo mrico langsung dari dari dapur. Kuah mrico disajikan dengan irisan mentimun setengah matang. Pas tidak lembek ada kriuk-kriuknya pas digigit. Membuat banyak pembeli menjadi langganan tetapnya. Sensasi olahan kelo mrico yang beda dari tempat lain.
Sepotong ikan manyung berukuran sedang dibagi menjadi 3 potong, kepala, badan dan ekor. Pengunjung tinggal memilih bagian selera mana yang ingin dinikmati. Sebagai pelengkap ada pula tempe goreng .
“Kuahnya , ndak terlalu bening dan kentel. Rasa pedeasnya pas dan seger. Jadi banyak yang seneng,” katanya
Seporsi kelo mrico dengan 2 potong bagian kepala dan tengah. Dibanderol dengan Rp 20.000 . Sudah termasuk es teh dan tempe. Cukup terjangkau dan ramah kantong.
Salah satu pembeli Yuliana mengaku ketagihan dengan kelo mrico di sini.
“Kroso bumbune, iwake seger pedese pas, (bumbunya berasa, ikannya seger, pas rasa pedasnya) katanya dalam bahasa jawa,”
“iwake tambah mbak,” cletuk pembeli lain sambil menyeka keringat lantaran kepedesan. (IJA)