13 Sahabat Difabel Curahkan Perjuangan Hidup Mereka dalam Antologi Cerpen Kidung Harapan Menembus Batas

infojateng.id - 4 Januari 2021
13 Sahabat Difabel Curahkan Perjuangan Hidup Mereka dalam Antologi Cerpen Kidung Harapan Menembus Batas
 - ()
Penulis
|
Editor

SEMARANG – Sebanyak 13 sahabat difabel mencurahkan kisah perjuangan hidup mereka sejak lahir hingga mampu mandiri dalam sebuah antologi cerpen berlabel Kidung Harapan Menembus Batas. Mereka kini tersebar tinggal di Semarang, Ungaran, Malang, Kota Batu, Bandung,  hingga Tangerang. 

Mereka menyandang berbagai keterbatasan mulai dari tunanetra, autisma, disabilitas interlektual, austim spectrum disorder, sampai penyakit langka Friederich’s Ataxia yang di dunia ini disandang hanya oleh 7.000 orang.

Antologi cerpen itu diluncurkan berkaitan dengan acara Webinar Ngobrol Santai “Kidung Harapan Menembus Batas” yang digelar oleh Yayasan Setara di Semarang yang membahas tentang perlindungan dan peningkatan keterampilan anak selama masa pandemi Covid-19, Kamis (31/12).  Yayasan Setara  merupakan mitra UNICEF yang sangat peduli terhadap perlindungan anak.

Di dalam kisah para difabel itu juga termuat kisah pendampingan orangtua mereka yang sangat luar biasa sehingga mampu menyemangati dan membuat buah hati mereka mandiri dengan keistimewaannya.

Novi Dibyantari dari Sahabat Difabel, sosok yang selalu mendampingi para difabel di Roemah Difabel Semarang menjelaskan bahwa antologi cerpen itu dapat terwujud karena kerjasama banyak pihak.

“UNICEF pada Februari 2020 lalu. Kemudian berlanjut pada Juli, September, lalu ada webinar. Akhirnya kami tetap mampu berpikir kreatif meski pandemi. Kami mengaambil topik tentang kecakapan hidup. Nondifabel dan difabel harus punya semangat yang sama. Tantangannya memang berbeda, kesulitannya pun berbeda. Oleh karena itu hasilnya juga berbeda,” kata Novi.

Lalu pada tiga bulan terakhir tahun 2020 ada tantangan membuat antologi cerpen. “Dalam waktu tiga bulan dengan dukungan para penulis, orangtua dari para penulis, Yayasan Setara, dan Jurnalis Sahabat Anak; maka antologi cerpen itu terwujud,” ujarnya.

Arie Rukmantara, Kepala Perwakilan UNICEF Jawa – Bali mengatakan jalan literasi bagi anak-anak istimewa menjadi kawah yang  bisa  dinikmati  semua  orang. 

“Mereka  berbagi kisahnya, kesuksesannya, senyumannya dan kelindan rasa yang terus dipegang sampai saat ini. Kita  semua  percaya,  cerita-cerita  baik  itu  harus banyak dibagi. Biar kata-kata dalam bingkai cerita itu menerobos masuk ke dinding-dinding rumah, sekat-sekat penghalang dan pagar-pagar yang terpendam,” tutur Arie.

Ia menambahkan, “Suara  anak-anak Rumah  D  di Semarang –   Jawa  Tengah akan menghiasi   angkasa   dan   terbang ke berbagai  pelosok  Indonesia  bahkan ke  berbagai negara lainnya. Cerita dan rangkaian kata-kata dalam Buku Antologi  Cerpen  Anak  ‘Kidung Harapan Menembus Batas’ tak akan sirna dalam lekuk zaman. Biarkan   suara   mereka terus   nyaring   dan menggandengkan tangan anak-anak di pelosok negeri ini untuk tak lelah membungkus mimpi danmerajut harapan.”

Kisah mereka sungguh menyentuh hati. Pendampingan para orangtua juga merupakan kisah rasa cinta tiada tara untuk buah hatinya.

Naufal Asy Syadad yang tinggal di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah; misalnya, pemuda ini menyandang autisma. Orangtuanya mengetahui ketika ia berusia 18 bulan setelah melalui terapi. 

Pada usia 4 tahun, bakat Naufal di bidang matematika diketahui orangtuanya. Ternyata Naufal kecil ini ternyata juga piawai bermain piano maupun menggambar. Namun sikapnya yang ingin segalanya sempurna (perfeksionis) menjadikan ia sering menangis bila merasa gagal di suatu bidang. 

Orangtuanya pun menemukan solusi. Ia sering mengikutkan Naufal di berbagai lomba matematika. Kemenangan dan kekalahan itu hal yang biasa dan ia harus mampu menerima.

Prestasi matematika Naufal memang luar biasa.  Pada usia 11 tahun Naufal mendapatkan juara nasionalnya yang pertama, yaitu lomba Kompetisi Matematika Pasiad VII. Prestasi-prestasi Naufal lainnya adalah Naufal terpilih sebagai sosok difabel muda yang bisa mengikuti Training Workshop on Initiators for Self-Help Group of Persons with Disabilities towards Sustainable Community Development.

Perilakunya yang kadang-kadang masih sulit diterima oleh teman sebayanya menyebabkan Naufal mengalami benturan dengan teman-teman sekolahnya, hingga akhirnya ketika di SMA, ia  pernah dikeroyok, dipukul, dan dibully secara beramai-ramai oleh rekan-rekannya. Beruntung ia tidak mengalami trauma. Kini ia kuliah di sebuah kampus di Semarang dan dengan enteng ia mengakui sebagai pemuda mantan penyandang autisma.

Ahmad Syihab Athaillah lahir prematur lewat operasi cesar pada tahun 1997 dengan berat badan 1,7 kg. Bayi yang lahir prematur rentan terkena Retinopathy of Prematurity. 

Menurut dokter,  ini  istilah  medis  yang  biasa  terjadi  pada kelahiran prematur, bisa bersifat ringan hingga berat. Jika sifatnya berat, penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan  seperti    yang  dialami Syihab.
  
Orangtua Syihab telah berupaya hingga ke Bandung agar anaknya tertolong dari kebutaan. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil. Akan tetapi curahan cinta orangtua terus mengalir. Mereka mendampingi Syihab.

Secara  keseluruhan  tidak  ada masalah,  tapi  ada  beberapa  perilaku  yang  harus diterapi,   karena  ia  mengalami   gangguan penglihatan, jadi tidak mengetahui bagaimana orang bertingkah laku. Mulai berjalan, duduk, cara makan, cara minum, cara ke kamar mandi dan bertegur sapa.

Syihab kembali  ke  Malang  dan  menjalani terapi lanjutan di Mutiara Hati RS Unisma Malang. Di sana ia belajar banyak hal yang berkaitan dengan prilaku dan kemandirian.  Ia  juga  belajar  banyak  hal  dan dilakukan  tes  bakat.  Akhirnya terlihat bakat Syihab di bidang menyanyi dan mengaji. 

Sejak  kecil ia suka  mendengar  musik  karena mempunyai  kelebihan  di pendengaran.  Ia juga punya  daya  ingat  yang  sangat  kuat.  Lantas orangtuanya mengarahkan kemampuan Syihab mengisi memory card pada MP3 dengan surat surat pendek Al Qur’an.

Syihab ternyata suka dan selalu mendengarkan  MP3  yang  berisi  murottal  Al  Qur’an juz  30  tersebut  dengan  sangat  khidmat.  Lantunan ayat -ayat  suci  Al  Qur’an  dari  berbagai  suara  didengarkan setiap hari  dan berulang  kali. Sejak bangun pagi dan menjelang tidur malam.

Hingga  akhirnya orangtua Syihab   merasa  ikhlas dalam menerima segala cobaan yang diberikan Allah dan terus menggali  potensi buah hatinya.

Syihab ternyata memiliki kemampuan menghafal  Al Qur’an. Ia dapat menirukan lantunan ayat Al Qur’an yang ia dengar.

Setelah  lulus  SD, ia  memutuskan  untuk  fokus  di tahfidz dan menuntaskan hafalannya sampai 30 juz.  Syihab memilih Home Schooling agar memiliki lebih banyak waktu untuk menghafal Al Qur’an serta belajar  keterampilan  lainnya,  seperti  huruf  braille, laptop dan ponsel.

Remaja berusia 13 ini kini telah mampu hafal17 juz. Ia belajar di SMP Islam Al Azhar Tulungagung. Sedangkan semua proses    pembelajaran  jarak  jauh  dan  setor  hafalan dilakukan di Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an. 

Beberapa  prestasi  dan  acara yang  pernah  ia ikuti  seperti  mengaji  dalam pembukaan  acara  pengajian  ustadz-ustadz  terkenal seperti ustad Yusuf Mansur, Aa Gym, Syech Ali Jaber  dan  yang lainnya.  Menjadi  bintang  tamu  pada acara   MTQ   Mahasiswa   Tingkat   Nasional   di Universitas  Brawijaya, juga  Menjadi  Duta  Quran  PPPA Darul Quran. 

Ia juga pernah menjadi Juara 2 MTQ Hifdzil Quran tingkat  Kota  Batu dan  mewakili  Kota Batu dalam lomba MTQ tingkat Provinsi di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Tuban. (IJB)




Tinggalkan Komentar

Terbaru Hari Ini

Jembatan Penghubung Sumosari-Batealit Segera Dibangun, Telan Anggaran Rp10 Miliar

Jembatan Penghubung Sumosari-Batealit Segera Dibangun, Telan Anggaran Rp10 Miliar

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pemerintahan
Lapangan Tenis Kantil Dipindah, Anggaran Pembangunan Ditaksir Capai Rp 1,5 Miliar

Lapangan Tenis Kantil Dipindah, Anggaran Pembangunan Ditaksir Capai Rp 1,5 Miliar

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
8.238 Atlet Pelajar Bakal Bersaing Juarai 20 Cabor di POPDA Jepara 2025

8.238 Atlet Pelajar Bakal Bersaing Juarai 20 Cabor di POPDA Jepara 2025

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Olahraga
Ahmad Luthfi Bantu Irigasi Petani Pekalongan, Air Mudah Panen Meningkat

Ahmad Luthfi Bantu Irigasi Petani Pekalongan, Air Mudah Panen Meningkat

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
“Fish Market Day”, Sekda Sumarno: Upaya Kendalikan Inflasi Akibat Pangan

“Fish Market Day”, Sekda Sumarno: Upaya Kendalikan Inflasi Akibat Pangan

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pemerintahan
Gubernur Luthfi Kampanyekan Gemarikan, Bisa Perkuat Ekonomi Daerah

Gubernur Luthfi Kampanyekan Gemarikan, Bisa Perkuat Ekonomi Daerah

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Pemkab Pati Kebut Pekerjaan Jalan, Target Rampung Desember 2025

Pemkab Pati Kebut Pekerjaan Jalan, Target Rampung Desember 2025

Eks Karesidenan Pati   Pemerintahan
21 Kafilah MTQH XXXI Tingkat Jateng Dilepas Wabup Boyolali

21 Kafilah MTQH XXXI Tingkat Jateng Dilepas Wabup Boyolali

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng
9 Pelaku UMKM Difabel Terima Motor Roda Tiga dan Bikin SIM Gratis

9 Pelaku UMKM Difabel Terima Motor Roda Tiga dan Bikin SIM Gratis

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Sekda Jateng Ajak Gunakan Al-Qur’an-Hadis Sebagai Pedoman Hidup

Sekda Jateng Ajak Gunakan Al-Qur’an-Hadis Sebagai Pedoman Hidup

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Jateng Raih Penghargaan Pioneer of Economic Empowerment

Jateng Raih Penghargaan Pioneer of Economic Empowerment

Ekonomi   Info Jateng   Laporan Khusus   Pemerintahan
Sragen Teguhkan Komitmen Bebas Tuberkulosis

Sragen Teguhkan Komitmen Bebas Tuberkulosis

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng   Kesehatan
Pendopo jadi Bagian dari Museum RA Kartini

Pendopo jadi Bagian dari Museum RA Kartini

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Ratusan Atlet Pencak Silat Meriahkan Dandim Cup 2025 Jepara

Ratusan Atlet Pencak Silat Meriahkan Dandim Cup 2025 Jepara

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Olahraga
Warga Diajak Jaga Alam Lewat Gerakan Nandur Bareng

Warga Diajak Jaga Alam Lewat Gerakan Nandur Bareng

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Cegah Penularan TBC Lewat Kampanye TOSS TBC

Cegah Penularan TBC Lewat Kampanye TOSS TBC

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Kesehatan
166.721 Pelajar Hingga Balita di Jepara Disasar MBG

166.721 Pelajar Hingga Balita di Jepara Disasar MBG

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pemerintahan
Tak Lagi dengan Bambu Runcing, Warga Diajak Berjuang Lewat Ilmu dan Pengabdian

Tak Lagi dengan Bambu Runcing, Warga Diajak Berjuang Lewat Ilmu dan Pengabdian

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pemerintahan
Teladani Semangat Pengorbanan dan Nilai Kepahlawanan

Teladani Semangat Pengorbanan dan Nilai Kepahlawanan

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Sekda Jateng: Tidak Ada OPD Basah atau Kering, Semua ASN Harus Berintegritas

Sekda Jateng: Tidak Ada OPD Basah atau Kering, Semua ASN Harus Berintegritas

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Laporan Khusus   Pemerintahan
Close Ads X