Pati, Infojateng.id — Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh aksi kekerasan antarpelajar. Jumat siang (9/5/2025), sekitar pukul 12.05 WIB, tawuran sengit antara dua kelompok siswa dari dua SMK berbeda pecah di Jalan Pati–Gembong, tepatnya di depan showroom Mitra Mobilindo, Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.
Bentrokan yang terjadi di tengah terik siang itu membuat warga sekitar geger. Suara bentakan, teriakan, dan suara benda tumpul menghantam keras terdengar mengiringi aksi brutal tersebut. Dalam kejadian itu, seorang pelajar berinisial BA (17) mengalami luka-luka cukup serius dan kini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pati.
Kapolresta Pati, AKBP Jaka Wahyudi, melalui Kasat Reskrim AKP Heri Dwi Utomo, mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa tawuran bermula saat lima unit sepeda motor yang dikendarai sekelompok remaja melaju beriringan. Saat melintasi depan showroom, tiba-tiba terjadi cekcok yang dengan cepat berubah menjadi aksi saling serang.
Petugas kepolisian segera turun ke lokasi setelah menerima laporan masyarakat. Di TKP, Sat Reskrim Polresta Pati langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, membuat sketsa lokasi, dan menerima laporan pengaduan resmi.
Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yang menguatkan dugaan adanya unsur kekerasan terencana. Tiga unit sepeda motor—Honda Scoopy, Beat, dan Vario—ikut diamankan, bersama beberapa balok kayu dan potongan besi hollow yang diduga digunakan sebagai senjata dalam aksi tawuran.
“Kami telah meminta keterangan dari saksi-saksi di lokasi, antara lain Kasmadi (32), Saiful Uman (29), dan Moh Ali Sofyan (30),” ujar AKP Heri.
Saat ini, penyelidikan masih terus berlanjut. Polisi berkomitmen mengusut tuntas pihak-pihak yang terlibat dan menindak tegas pelaku yang terbukti bersalah.
AKP Heri pun mengimbau semua pihak—terutama lingkungan sekolah dan orang tua—untuk memperkuat pembinaan moral dan disiplin kepada para siswa. “Jangan sampai masa depan generasi muda hancur karena tindakan kekerasan yang bisa dihindari. Penyelesaian damai harus dikedepankan,” tegasnya. (tyo/redaksi)