Pati, Infojateng.id – MA Salafiyah Kajen, Pati, terus berkomitmen melestarikan budaya lokal melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin (P5RA). Bertempat di lingkungan madrasah, kegiatan ini diikuti seluruh siswa kelas X dengan mengangkat tema kearifan lokal, khususnya budaya Jawa sebagai identitas yang perlu dilestarikan.
“Wong Jawa ojo ilang Jawane,” pesan K.R.T. Meggi Hannusa, S.Sn., Abdi Dalem Keraton Surakarta yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga budaya Jawa di tengah arus globalisasi yang begitu deras.
Menurutnya, banyak tradisi adat Jawa yang perlu dikenali dan diwariskan kepada generasi muda, seperti mapati, mitoni, tedhak siten, ruwatan, bancaan sebelum bekerja atau menikah, selametan, dan lainnya. Semua ini merupakan bagian dari kekayaan budaya yang mengandung nilai-nilai luhur.
Salah satu tradisi yang dikenalkan dalam kegiatan ini adalah mitoni atau tingkeban, yaitu prosesi adat untuk mendoakan keselamatan ibu dan bayi saat usia kehamilan menginjak tujuh bulan. Para siswa tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga terlibat langsung dalam praktik menghias tampah menggunakan daun pisang dan jajanan pasar, serta mengenal perlengkapan upacara seperti janur dan kelapa.
Antusiasme siswa terlihat jelas selama kegiatan berlangsung. Mereka aktif, kreatif, dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap tradisi nenek moyang mereka.
“Generasi Z memang akrab dengan dunia digital, tapi bukan berarti harus melupakan akar budayanya. Justru sejak dini, mereka harus dikenalkan dengan budaya lokal agar tidak tergeser oleh budaya asing,” kata Arif Sutoyo, Wakil Kepala Bidang Humas MA Salafiyah.
Koordinator kegiatan, Setyo Gunawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak sekadar acara seremonial, melainkan sarat makna pendidikan karakter.
“Kami ingin siswa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Jawa, seperti kebersamaan, rasa syukur, dan penghormatan terhadap sesama dan alam. Harapannya, mereka tumbuh menjadi generasi yang bangga dan sadar budaya,” ujarnya.
Melalui P5RA, MA Salafiyah mengambil langkah nyata dalam menjaga dan menghidupkan kembali budaya leluhur agar tetap relevan dan dikenang oleh generasi muda di tengah tantangan zaman modern. (san/redaksi)