Pati, Infojateng.id- Tradisi sedekah bumi di Dukuh Rambutan, Desa Tajungsari, Kecamatan Tlogowungu, Pati, berlangsung meriah dan… nyaris bikin deg-degan! Ratusan warga tumpah ruah di lapangan demi satu misi mulia: berebut berkah dari enam gunungan hasil bumi yang disiapkan warga setempat.
Gunungan yang berisi kopi, cabai, sayur-mayur, hingga buah-buahan itu jadi rebutan begitu panitia memberi aba-aba. Suasana langsung berubah dari khidmat menjadi hiruk pikuk. Dorong-dorongan pun tak terhindarkan. Ada yang tersundul, ada yang kepleset, dan tentu saja—ada yang tetap sukses pulang bawa sayur.
“Pas aba-aba dikasih, semua langsung sprint. Saya sampai kesundul dari belakang. Tapi alhamdulillah masih dapat kol sama lombok,” kata Huda, warga yang ikut aksi rebut berkah, Kamis (15/5/2025), sambil tertawa.
Meski sempat chaos kecil, tidak ada insiden serius. Justru suasana makin hangat karena semua berebut dengan semangat dan senyum. Bagi warga, mendapatkan hasil dari gunungan dipercaya sebagai simbol keberkahan dan rezeki yang lancar jaya.
Kasi Pemerintahan Desa Tajungsari, Nardi, membenarkan kalau sesi rebutan gunungan ini selalu jadi momen paling “seru”. Tapi menurutnya, semangatnya tetap sama: bersyukur atas limpahan rezeki dari Tuhan.
“Tradisi ini sudah turun-temurun. Walau kadang ramai, kami tetap menjaga agar tetap tertib. Esensinya adalah rasa syukur dan kebersamaan,” ujar Nardi.
Enam gunungan tersebut merupakan sumbangan dari masing-masing RT di Dukuh Rambutan. Persiapannya dilakukan gotong royong, mulai dari menyusun hasil bumi sampai mengarak gunungan keliling kampung sebelum dilepas untuk direbut warga.
Di balik momen saling sikut ringan dan sandal copot, tersimpan pesan luhur: bahwa keberkahan, syukur, dan kebersamaan tetap menjadi ruh dalam kehidupan masyarakat desa.
“Semoga tahun depan gunungannya tambah besar, dan sayurnya tambah banyak,” celetuk warga lain sambil menenteng daun pepaya. (san/redaksi)