Demak, Infojateng.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menegaskan penanganan banjir rob di Kabupaten Demak dibutuhkan sinergi dan pendekatan komprehensif.
Menurutnya, bukan sekadar menahan air, melainkan dengan langkah nyata dan terukur. Dibutuhkan anggaran Rp 1,7 trilliun untuk menuntaskan banjir dan rob yang sudah menahun ini.
Langkah nyata yang sudah dilakukan saat ini diantaranya proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut, kolam retensi yang juga tol Semarang-Demak. Termasuk juga normalisasi sungai serta penanganan di hulu.
“Sayung benar-benar membutuhkan atensi, bukan hanya atensi saja, tapi kerja nyata,” ujar Yasin usai menanam mangrove bersama warga di Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Rabu (28/5/2025).
Taj Yasin menuturkan, usulan dari Pemkab Demak terkait peninggian jalan telah ditindaklanjuti.
Usulan yang dimaksud yakni permintaan anggaran sebesar Rp 1,7 triliun, akan diupayakan secara bertahap.
“Saat ini kami tengah menghitung kebutuhan dana untuk memperbaiki infrastruktur jalan kabupaten yang terdampak, diperkirakan kasarnya ada antara Rp 300 hingga 500 miliar dari total pengajuan,” jelasnya.
Penanganan banjir rob juga mencakup normalisasi sungai dan revitalisasi tanggul agar aliran air dapat kembali ke laut dengan lancar.
“Kami tidak bisa hanya meninggikan jalan, tetapi sekaligus harus mengendalikan aliran air,” kata sosok yang akrab disapa Gus Yasin itu.
Selain itu, koordinasi dengan pemerintah pusat sangat penting mengingat Provinsi Jawa Tengah membawahi 35 kabupaten, pasalnya Kabupaten Pemalang yang juga mengajukan jumlah anggaran serupa.
Adapun penanaman mangrove menjadi salah satu solusi, kata Yasin, karena dapat menahan lumpur dan pasir sekaligus menguatkan daratan.
Penanaman ini juga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dan membuka peluang wisata.
Selain itu, edukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah menjadi bagian integral dari upaya tersebut.
Pemerintah juga telah membangun bendungan untuk mengurangi debit air dan mendukung operasi pompa di wilayah rawan banjir rob. (eko/redaksi)