SEMARANG – Tas karya warga Semarang ditahan otoritas Bandara Rusia ketika akan mengikuti pameran di Festival Indonesia Moskow. Alasannya tas itu terlalu bagus bahkan disamakan dengan buatan merek terkenal seharga ratusan juta rupiah.
Syanaz Nadya Winanto Putri tak menyangka jika ikhtiarnya mengenalkan kerajinan tas miliknya ke masyarakat Rusia bakal terhambat. Pemilik merek dagang Roro Kenes ini harus merelakan 10 tasnya ditahan di Bandara Demodova.
“Saya tiba Rabu 1 Agustus bareng pelaku usaha lain yang difasilitasi Pemprov Jateng. Orang lain juga banyak yang bawa tas dari kulit, tapi cuma milik saya yang tidak bisa keluar,” katanya di lokasi festival di Taman Krasnaya Presnya, Moskow.
Kejadian ini diungkapkan Syanaz kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang mengunjungi booth Pemprov Jateng menjelang penutupan pameran, Minggu (4/8/2019). Kepada Ganjar, Syanaz bercerita dirinya sempat diinterogasi empat jam lamanya. Ada 15 petugas imigrasi Rusia yang memeriksa dirinya beserta tas yang dibawanya lewat kargo. Selesai pemeriksaan, petugas berkesimpulan, tas Roro Kenes kualitasnya sangat bagus bahkan dianggap barang premium dengan harga lebih tinggi dari yang didaftarkan.
“Mereka bilang tas saya pasti harganya ratusan juta dan terbuat dari kulit eksotis kualitas premium sekelas Vuitton atau Bottega,” katanya.
Syanaz kaget setengah mati. Padahal produk yang ia bawa berbahan kulit sapi lokal. Sebagian malah berbahan karung goni dengan variasi tenun lurik.
Banderolnya untuk harga ekspor hanya Rp150 ribu untuk tas goni dan Rp 1 juta untuk tas kulit. Sayang, keinginannya memasarkan tas terkendala. Bantuan dari petugas dari KBRI pun tidak mempan. Hingga festival dibuka secara resmi pada 2 Agustus, tas-tas tak juga bisa keluar dari bandara.