Jepara, Infojateng.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara Agus Sutisna mengapresiasi langkah terobosan dan capaian progam 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Jepara, Witiarso Utomo-M. Ibnu Hajar.
Menurutnya, lompatan yang dilakukan sudah berhasil di tengah efisiensi dan keterbatasan anggaran.
Hal itu disampaikan Agus Sutisna saat menghadiri forum diskusi bertajuk Jagong Bareng PWI dengan tema “100 Hari Kerja Bupati: OTW Jepara Mulus?” yang digelar di Aula Sultan Hadlirin, Lantai III, Gedung OPD Bersama, Senin (2/6/2025) malam.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk diskusi terbuka tersebut dimoderatori oleh Jurnalis medcom.id perwakilan Jepara, Roby Sani, dan menghadirkan narasumber Bupati Jepara Witiarso Utomo, Wabup M. Ibnu Hajar dan Demisioner KPU Jepara, Anik Solikhatun dan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah.
Acara ini turut dihadiri anggota DPRD Jepara, kalangan akademisi, media, organisasi mahasiswa, aktivis, jajaran OPD, organisasi kemasyarakatan, hingga tokoh-tokoh masyarakat Jepara.
Menurut Agus Sutisna, langkah Bupati Jepara menargetkan perbaikan jalan lebih dari 100 kilometer dalam 100 hari kerja merupakan langkah yang berani. Dan hasilnya ternyata capaian progam itu melebihi target.
“Ketika Bupati dan Wabup Jepara dilantik, posisi APBD Jepara 2025 sudah jadi. Mestinya tinggal melaksanakan anggaran yang sudah digedok pada akhir 2024. Lalu ada efisiensi dan keterbatasan anggaran tapi ternyata bisa melakukan terobosan makanya kita apresiasi,” ujar Agus.
Agus juga mengacungi jempol keberhasilan Witiarso Utomo-M. Ibnu Hajar membawa anggaran dari APBD Provinsi Jateng ke Jepara.
Menurutnya dalam 10 tahun terakhir sulit menarik anggaran yang jumlahnya mencapai Rp 30 miliar itu ke Kota Ukir.
Dikatakannya, program terkait infrastruktur memang ditunggu warga dan ini sekaligus menegaskan jika pemerintah memang hadir di tengah masyarakat.
“Karena infrastruktur memang problem utama kita. Makanya kita dukung program Jepara Mulus. Sambil berjalan akan kita lihat apakah jalan yang dibangun strategis dan sesuai dengan kebutuhan warga hingga menunjang akses wisata,” paparnya.
Agus Sutisna juga memastikan kalangan dewan akan memaksimalkan fungsi pengawasan untuk memastikan progam kerja Bupati dan Wabup Jepara sesuai relnya.
“Progam Bupati Ngantor di Desa itu bagus karena bisa mendekatkan pelayanan ke desa. Semuanya bagus. Tapi tentu kita tetap melihat, mengawasi dan ada evaluasi yang terukur bagaimana efisiensi dan efektifitas progam Bupati Jepara,” tandasnya.
Sementara itu, Anik Solikhatun memberi beberapa catatan terkait progam 100 Hari Kerja Mas Wiwit-Gus Hajar.
Ia juga menyarankan agar progam yang dijalankan tidak sekadar seremonial sehingga sasaran dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Progam yang berhubungan dengan perempuan misalnya, harus ada perhatian terkait gender,” ujar Anik.
Sementara itu, Bupati Jepara Witiarso Utomo mengapresiasi berbagai catatan dan masukan dari berbagai kalangan.
Ia menegaskan jika progam yang dijalankan bermuara untuk kemajuan Jepara dalam berbagai aspek kehidupan.
“Progam terkait infrastruktur, pemberdayaan UMKM hingga Bupati Ngantor di Desa arahnya ke sana”
“Ada masukan progam terkait perempuan. Jumlah UMKM di Jepara 81 ribu dan mayoritas itu diisi kalangan perempuan. Jadi kalau kita fokus pemberdayaan UMKM maka secara otomatis progam terkait gender perempuan akan ikut di dalamnya,” tandas Witiarso. (eko/redaksi)