KUDUS-Demi memupuk dan berharap benih talenta baru tumbuh, Kajian Teater Tigakoma tetap menggelar workshop di Universitas Muria Kudus, dengan mengetatkan protokol kesehatan.
Acara yang bertajuk “Selalu Ada Yang Tumbuh di Sela-sela yang Layu” ini sudah disosialisasikan pada Rabu kemarin (3/2) dan akan berpuncak di pementasan virtual yang akan dilaksanakan pada 27 Februari mendatang, di Bumi Perkemahan Ronggokusumo Kudus.
Ketua panitia Amanda Niagara Adriatik (20) menuturkan, kegiatan tersebut dilangsungkan bertujuan untuk pembekalan sekaligus peresmian anggota baru angkatan 2020.
Di tengah pandemi ini, Ia beserta segenap pengurus Teater Tigakoma tetap melangsungkan workshop karena alasan pentingnya beregenerasi, dengan catatan tetap mematuhi aturan yang tersedia dari kampus dan menggunakan opsi yang lebih inovatif.
“Biar bagaimanapun, masa bakti normal kita hanya 1 periode. Menurut kami, regenerasi adalah hal yang penting. Agar sirkulasi pergantian pengurus dan penumbuhan talenta baru tetap lancar, kami tetap menggelar workshop dengan menjaga jarak dan akan menggelar pementasan secara virtual,” katanya.
Ia mengatakan, total peserta workshop tahun ini tercatat 16 anggota, yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi progam studi di Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Muria Kudus (FKIP UMK)
Bukan jumlah yang fantastis, karena pada tahun ini ucapnya Teater Tigakoma mengalami fluktuasi pada jumlah calon warga drastis.
“Tahun ini masuk 16 anggota. Perbandingan pada tahun kemarin ya, terbilang lumayan jauh. Kalau tahun kemarin ada 50 anggota yang masuk. Semua teater di lingkup UMK juga mengalami hal serupa. Wajar lah, karena juga semuanya kemarin mengalami transisi kondisi yang mengharuskan untuk beradaptasi, ya karena kemunculan pandemi,” ujar Amanda.
Meringkas yang dikatakan Koordinator Seksi Acara, Lutfi Hibatul Aziz (20), materi yang dirangkai, dan akan disampaikan oleh pemateri kepada para peserta meliputi, bedah naskah dan kepenulisan, keaktoran, manajemen pementasan, make-up, tata artistik dan panggung, serta olahrasa dan olah tubuh.
“Di dalam kegiatan tersebut, semua berproses. Tidak hanya para calon warga, segenap pengurus juga terlibat. Walau tidak seperti biasanya, karena kita menerapkan protokol kesehatan, namun itu bukan suatu halangan yang mengharuskan kita meniadakan workshop, malah justru ini adalah pacuan agar segenap pengurus terbiasa bersifat inovatif,” tandasnya.(ija)