SEMARANG-Prihatin dengan banyaknya mafia Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal. Dewan Pimpinan Pusat Pemerhati Perlindungan Buruh Migran Indonesia (P2BMI) gandeng Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman Guppi (Undari) dan Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Jawa Tengah.
Agenda itu sekaligus sebagai bentuk deklarasi perang melawan mafia PMI ilegal.
Dalam sambutannya, Rektor Unwahas, Prof Dr Mahmuhtarom HR, menilai dengan adanya P2BI semua mempunyai visi misi sama ingin membuat bangsa ini lebih baik. Ia berharap kedepan terkait masalah PMI yang dikirim bukan hanya orangnya. Melainkan dicari PMI yang memiliki spesialis, keahlian tertentu. Dengan begitu kedepan Indonesia bisa memiliki nilai tawar yang tinggi.
Rektor Undaris Dr Hono Sejati, mengatakan banyak permasalahan pada pengiriman PMI. Seperti ijinnya wisata, bukan pekerja, ada yang bekerja lama tidak di beri upah berbulan-bulan. Sehingga hal itu harus diperhatikan.
“Ada pekerjaan tapi ndak ada upah, hal itu tentu perlu dilindungi, perhatikan sebelum dan sesudah, jadi perlu ada pembekalan dan pelatihan, bukan hanya memperbanyak devisa. Pemerintah, organsiasi maupun perguruan tinggi juga harus berperan,”kata Hono, penuh semangat, Rabu (11/2/2021).
Acara itu juga ditandai dengan talkshow tentang “Lawan mafia sindikat PMI yang di perkerjakan secara Ilegal”.
Narasumber yang dihadirkan dari Perwakilan Polda Jateng, Kemenkum dan HAM Jateng, Disnaker Provinsi Jateng dan Ketua Umum DPP Keluarga Alumi Universitas Wahid Hasyim (KAWAH), Herry Darman.
Terpisah, Ketua Umum DPP KAWAH, Herry Darman, menyatakan mendukung atas upaya P2BMI telah melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan pers. Ia juga meminta lembaga itu harus berkomitmennya dalam melindungi PMI mulai dari rambut hingga kaki.
“Mudah-mudahan P2BMI siap membantu pekerja migran Indonesia dengan pelayanan yang maksima. Termasuk melawan mafia imigran ilegal,”kata Herry Darman, yang juga pengusaha PJTKI, menjabat Direktur Utama PT Sarana Insan Mandiri.
Ketua Umum DPP P2BMI, Tendy Suciatmoko, juga berharap segala bentuk eksploitasi terhadap pekerja imigran bisa berkurang bahkan dibasmi sampai ke akar-akarnya. Menurutnya semua itu salah satunya bisa dilakukan dengan perbaikan regulasi, perbaikan sistem serta penempatan orang yang tepat di jajaran lembaga pada pihak-pihak yang berwenang di bidang itu.
“Perang yang dimaksud saat ini adalah kepada sindikat pengiriman migran ilegal. Ini bisnis kotor yang dilakukan mafia. Mereka bisa mengambil keuntungan dari PMI,” tandasnya.(ija).