Pati – Ribuan hektare sawah di Kabupaten Pati mengalami kebanjiran pada bulan Februari 2021 ini. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten PatiĀ meyakini, hal ini dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi kabupaten yang berjuluk Bumi Mina Tani ini.
Mengingat, sektor pertanian menjadi lumbung ekonomi Kabupaten Pati terlebih di masa pandemi Coronavirus Disease atau Covid-19.
“Karena sektor pertanian terdampak maka bisa juga berdampak pertumbuhan ekonomi pati khusunya di 2021 ini,” ujar anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati Narso kepada Infojateng.id, kemarin.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati mencatat sebanyak 5.964 hektare lahan pertanian tergenang banjir yang sudah berjalan lebih dari dua pekan ini.
Plt. Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati Mukhtar mengungkapkan, dari lahan tersebut yang mengalami puso atau membusuk sekitar 2.269 hektare. Jika dihitung total potensi kerugian para petani padi di Kabupaten Pati ini sebesar Rp12.638.330.000.
Mukhtar mengaku belum mempunyai anggaran untuk memberikan kompensasi kepada para petani. Pasalnya sesuai rancangan anggaran Dispertan di tahun 2021 ini, tidak ada alokasi untuk memberikan kompensasi kepada petani yang mengalami kebanjiran.
Namun, pihaknya tengah berupaya berkomunikasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat untuk mengajukan bantuan bibit bagi para petani yang sawahnya terkana banjir. (ija)