SEMARANG – Untuk kali pertama Jawa Tengah mengekspor biskuit ke Bangladesh, Rabu (21/8). Tidak tanggung-tanggung, total biskuit yang dikirim sebanyak 300 ton, menggunakan 21 kontainer dengan nilai ekspor Rp5,536 miliar.
Biskuit tersebut diproduksi oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Sragen yang bekerja sama dengan USAID, United States Agency for International Development disingkat USAID atau dalam bahasa Indonesia Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika, dan dikirim ke Bangladesh.
“Ternyata kita juga turut serta dalam pemenuhan gizi internasional. Biskuit ini kan tinggi nutrisinya bisa untuk pencegahan stunting,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang melepas pemberangkatan ekspor di Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Semarang.
Ditambahkan, pengiriman biskuit tersebut melengkapi jumlah ekspor produk pertanian yang dilakukan Jawa Tengah satu bulan terakhir. Selama ini Jawa Tengah juga terus mengekspor sarang walet senilai Rp4,2 miliar. Daun cincau 28 kg ke Malaysia. Gula merah ke Srilanka sebanyak 3,4 ton. Margarin ke Bangladesh sebanyak 1,2 ton.
“Tentu ini menggembirakan karena bisa berkontribusi positif pada neraca perdagangan. Pesan saya untuk eksportir, kalau makmur petaninya juga harus dimakmurkan,” kata Ganjar.
Kepala Balai Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, sampai 19 Agustus, produk pertanian telah memberi kontribusi besar pada neraca perdagangan di Jawa Tengah karena telah mengekspor dengan total nilai Rp586 miliar sejak 1 Agustus kemarin. Ekspor itu merupakan capaian yang luar biasa.
“Naik 40 persen di periode sama pada tahun lalu. Ini akan semakin bisa melonjak jika bisa memenuhi permintaan daun pakis ke Australia, kemukus, daun pandan, terong 150 ton dari permintaan 500 ton dari Jepang,” bebernya.
Menurut Ali, secara keseluruhan nilai ekspor Jawa Tengah per Mei 2019 mencapai 776,66 juta dolar AS atau naik 11,81 persen dibanding April 2019, yaitu dari 694,64 juta dolar AS. Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 13,14 persen atau dari 685,00 juta dolar AS menjadi 775,03 juta dolar AS. Ali mengatakan lonjakan tersebut karena produktivitas masyarakat dan jalinan mesra dengan pemerintah.
“Tapi ya harus terus ditingkatkan. Pak Gubernur ini tadi siap membantu. Untuk flightke Tiongkok tadi misalnya jika eksportir kesulitan. Ini jalinan luar biasa,” tandasnya.(redaksi)