PATI-Pandemi Covid-19 berdampak ke segala sektor, salah satunya sektor ekonomi. Hal ini dirasakan secara signifikan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tak terkecuali masyarakat di desa Tanjunganom, Kecamatan Gabus Pati.
Sebagai bentuk keprihatinan Bambang Sulistyono (45) berinisiatif memfasilitasi warga agar perekonomian di desanya tetap bertahan. Ia menggagas Tabelan Market.
Di atas lahan satu hektare lebih , lahan milik perhutani ini disulap menjadi tempat lapak kuliner dan kios-kios untuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Tabelan Market berada di kawasan sebelah Tugu Peluru di Jalan Gabus-Winong, Desa Tanjunganom, Gabus, Pati.
Kepada infojateng. id, pria yang karib disapa Sulis ini mengaku, ide awal menggagas Tabelan Market ini bermula saat pemerintah gencar menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Bambang Sulistyono, Penggagas Tabelan Market
“Dari situlah, muncul ide ekonomi kreatif di desa setempat, tujuanya agar masyarakat tidak ke mana-mana dan tetap bisa melakukan kegiatan usaha di daerahnya,” jelasnya.
Kebetulan di desa kami ini banyak yang bekerja di luar daerah, ada yang jadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri. Karena banyak yang mengeluh dan kebingungan mencari nafkah untuk tetap bertahan hidup di tengah pandemi, maka munculah gagasan membuat lapak UMKM yang kami namai Tabelan Market,” ungkap Sulis.
Sulis mengaku, total pelapak yang berpartisipasi di tabelan Market sekitar 100 lebih. Rincianya lapak kuliner 22 stand, kemudian sisanya berupa kios dan lapak outdoor dimanfaatkan pelaku UMKM sekitar 60 untuk pasar sore.

“kedepannya akan kami buat pasar hewan dan burung, sehingga perekonomian warga benar-benar tersentral di satu wilayah,” tambahnya.
Kami menggagas ini berharap besar bisa menampung semua potensi di daerah. Tentunya apresiasi besar dari pemerintah kabupaten maupun provinsi sangat kami harapkan, karena keberadaan Tabelan Market ini jadi bukti bahwa rakyat tetap berjuang di tengah pandemi tanpa menunggu bantuan dari pemerintah,” terangnya. (*)
Sebelum terdiri market itu, ada suatu ide para pemuda desa yang membangun usaha bersama, namun kini tenda milik kelompok pemuda desa mangkrak dan mengalami kerugian 7juta rupiah.
Ide awalnya dari siapaaa, namun jadi korbanyaaa. ππππππππ