PATI-Rembug stunting digelar di Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (19/5/2021).
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kepala Bappeda, Ketua Komisi D DPRD Pati, dan sejumlah OPD. Acara tersebut digelar secara terbatas kurang lebih 30 peserta. Sedangkan Camat, kades dan stakeholder lainnya mengikuti secara virtual.
Meskipun terdapat hanya sedikit wilayah di Kabupaten Pati yang memiliki kasus stunting, penanganan tersebut harus dapat dilaksanakan bersama – sama oleh semua pihak yang terlibat. Hal itu diungkapkan Wakil Bupati saat mengawali rembug.
Ketua komisi D DPRD Pati Wisnu Wijayanto yang hadir dalam rembug stunting mengapresiasi langkah dinas kesehatan dan stakeholder terkait. Ia menilai sudah ada progres penurunan angka stunting di Pati. Hanya saja masalah pendataan ia menghimbau ada satu ukuran yang jelas.
“Kita samakan alat ukurnya, jangan sampai ada perbedaan data. Harus ada persamaan alat ukur. Kenapa dari 29 puskesmas hanya 2 puskesmas yang datanya valid”, katanya.
Dengan program penanganan penurunan angka stunting antar stakeholderĀ sudah seragam. “Selanjutnya perlu diimplementasikan sesegera dan semaksimal mungkin”, imbuhnya.
Sementara wabup safin menjelaskan dengan sumber daya alam pada sektor pertanian maupun perikanan di Kabupaten Pati, semestinya dapat mendongkrak sumber protein dan gizi guna menekan angka kasus stunting.
“Kita bersama – sama berupaya melaksanakan program – program yang ada dalam rangka menekan angka stunting di Kabupaten Pati. Ini merupakan tugas kita yang mana di tahun sebelumnya telah dikerjakan sebaik mungkin pada 12 lokus yang ada,” jelasnya
Namun karena di Kabupaten Pati terdapat 401 desa dan 5 kelurahan, ia mengajak semua pihak yang terlibat menggencarkan program penurunan stunting secara ‘kroyokan’ di masing – masing desa.
Wabup juga menyebut bahwa terdapat regulasi yang mengatur bahwa dana desa dapat dipergunakan untuk penanganan stunting. “Memang diperbolehkan dan diatur sedemikian rupa agar dapat membantu menekan kasus stunting di Pati,” jelasnya.(IJA)