Gelaran Piala Suratin U-17 Jawa Tengah
PATI- Persipa Pati U-17 resmi dibubarkan setelah dipastikan gagal menembus fase 12 besar Piala Soeratin U-17 Jawa Tengah Kamis (29/8/2019). Pada pembubaran tersebut, turut hadir para pemain, jajaran manajemen, dan pelatih Persipa U-17. Selain itu hadir pula perwakilan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) di Aula Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Pati.
Kabid Keolahragaan pada Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Pati Kardi mengatakan, Persipa U-17 sudah selesai mengarungi Piala Soeratin U-17 Jawa Tengah, segenap tim dan manajemen harus tetap bersyukur. “Alhamdulillah kita masih di rangking 3 di atas PSIR Rembang. Setidaknya bukan juru kunci,” cetusnya.
Kardi berujar bahwa pihaknya berharap agar mendapat hasil yang lebih dari itu. Berbagai upaya juga telah dilakukan. Namun menurutnya, Allah berkehendak lain sehingga Persipa U-17 harus finish di fase grup lebih awal.
Manajer Persipa U-17 Jumani berharap para pemain tidak putus asa. Sedikit patah hati ketika kalah itu wajar, tapi menang-kalah itu tergantung dengan proses serta ikhtiar bersama.
“Persiapan kita kemarin memang kurang dari segi waktu. Waktu kalian untuk bergabung dan berlatih bersama saya pikir kurang,” terang Jumani.
Ia berharap perbaikan-perbaikan terus dilakukan. Bukan hanya perkara teknis melainkan juga nonteknis, salah satunya memperkuat mental pemain. Sebab mental sangat membantu permainan tim secara teknis. Tak lupa Jumani juga berpesan pada para pemain untuk terus berlatih keras demi mengembangkan kemampuan.
“Kalau kalian punya ekspektasi yang tinggi dalam dunia sepak bola, harus fokus menekuni dunia sepak bola. Kalau kalian berlatih luar biasa, kalian akan menjadi pemain yang luar biasa. Sebaliknya kalau berlatihnya biasa-biasa saja, ya menjadi pemain biasa saja,” imbuhnya.
Jumani merangkul seluruh pemain agar terus berjuang meraih prestasi. Hal ini, menurutnya, demi meyakinkan para pemangku kepentingan di Kabupaten Pati untuk lebih memperhatikan dunia sepak bola.
“Kita harus berjuang. Yakinkan pemangku kepentingan bahwa sepak bola memiliki peran untuk memajukan Kabupaten. Kita harus berprestasi dulu. Kalau kita dari bawah sudah tidak berprestasi, nanti persepsi negatif bahwa sepak bola tidak banyak berkontribusi pada pengembangan daerah akan terus berlanjut,” paparnya.
Sementara itu Pelatih Persipa U-17 Eko Supriyanto mengaku bahwa sebetulnya dirinya merasa malu, sebab ia merasa timnya telah difasilitasi oleh manajemen dengan cukup baik. Namun hasil yang diraih masih belum maksimal.
“Tapi walaupun hasilnya kurang memuaskan. Kami yang ditunjuk berusaha sebaik mungkin agar tidak tertinggal dari tim daerah lain. Kami berusaha agar tidak tampil memalukan. Dengan kalimat itu, kami termotivasi untuk meningkatkan performa anak-anak kami dengan program latihan seminggu lima kali,” terang Eko.
Latihan intensif ini selanjutnya dimaksudkan agar para pemain bisa segera beradaptasi dengan pola permainan yang ia terapkan dalam tim. “Namun setelah kami coba ternyata membentuk karakter pemain juga butuh waktu. Kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Kami juga punya tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas permainan sehingga kami harus membenahi teknik dan memperkenalkan pola taktik,” pungkas Eko.(dim/redaksi)