Banyumas-Isu seputar keamanan digital menjadi topik bahasan semarak dalam pelatihan literasi digital hari pertama yang dihelat untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Senin (31/5).
Dikemas dalam format webinar, kegiatan ini menghadirkan empat narasumber: Rosarita Niken Widiastuti (Staf Ahli Menkominfo), Gilang Jiwana Adikara (Japelidi), Aidil Wicaksono (Kaizen Room), Mario Antonius Birowo (Japelidi) dan key opinion leader Nisa An Nashr (Content Creator). Dipandu Shafinaz Nachlar sebagai moderator, kegiatan ini diikuti tak kurang dari 166 peserta dengan berbagai latar belakang.
Webinar di Kabupaten Banyumas ini mengusung tema ”Memanfaatkan Tren Aplikasi Media Sosial di Masa Pandemi Covid 19”. Namun, pembahasan kemudian menyasar ke isu seputar keamanan digital. Kebetulan, Gilang Jiwana yang tampil mewakili Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) membagikan link kepada peserta, yang salah satunya berisi Modul Aman Bermedia Digital.
Dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu mengingatkan, perkembangan teknologi informasi dan pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat dunia dan Indonesia mengadaptasi gaya hidup baru yang mengandalkan dukungan teknologi internet. Perubahan ini menghasilkan lonjakan jumlah pengguna media digital, sekaligus meningkatkan risiko keamanan digital.
Menurut Gilang, saat ini kita berada dalam satu era yang serba terkoneksi di jaringan internet. Ditandai dengan tingginya penetrasi internet di Indonesia.
Pada 2020, sebanyak 73,3 persen rakyat Indonesia sudah menggunakan internet. Setara dengan 196 juta orang. ”Lonjakan pengguna internet di Indonesia lebih tinggi dibandingkan lonjakan jumlah penduduk. Penetrasinya melonjak hingga 8,9 persen,” ujarnya.
Tingginya penetrasi, lanjut Gilang, membuat kita menjadi sangat tergantung pada internet. Rakyat Indonesia, misalnya, kini sudah terbiasa berbelanja via online. Tren ihwal ini juga sangat tinggi. Perputaran uang dari belanja online sudah mencapai Rp 621 triliun pada 2020 (Google, 2020).
”Selain belanja, mencari hiburan kini juga sudah tidak lagi bergantung pada televisi atau bioskop. Tapi juga sudah bergeser ke YouTube dan berbagai aplikasi medsos yang lain,” tegasnya.(IJA)