SUKOHARJO– Generasi milenial mendominasi penggunaan media sosial di Indonesia. Data dari indonesiabaik.id tahun 2017 mencatat sebanyak 97,4%. Sementara we are social pada 2020, tercatat 175,4 juta pengguna internet, dengan 160 juta aktif sebagai pengguna media sosial.
Erfan Ariyaputra, dosen UGM mengatakan, era informasi ditandai dengan makin mudah mendapatkan dan disebarluaskan melalui media sosial, utamanya oleh pengguna medsos milenial.
Ia membagi generasi milenial menjadi dua bagian, remaja tengah 15 -18 tahun dan remaja akhir dengan rentang umur 18-21 tahun. “Masalah yang dihadapi pemuda ialah terlalu over thinking dan banyak mengkonsumsi informasi,” jelasnya saat berbicara pada webinar literasi digital untuk masyarakat Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/6/2021).
Konsumsi informasi yang berlebihan tapi minim produktivitas dan ada kecenderungan membandingkan informasi yang diperoleh di media sosial dan di kehidupan dirinya. “Mikire kokean (kebanyakan berpikir) namun tidak produktif dan di sini perlunya milenial menghadapi tantangan di dunia nyata,” katanya.
Erfan lebih lanjut menjelaskan mudahnya mengakses fasilitas hiburan oleh generasi milenial menyebabkan daya semangat generasi milenial menurun. “Efek hormon dopamin (hormon kesenangan) yang dikeluarkan sangat tidak wajar, padahal dopamin yang keluar tidak wajar ini mengakibatkan kerusakan otak,” kata dia.
Erfan menambahkan, imbasnya sekolah semakin tidak semangat, malas beraktivitas, dan lain-lain. Selain itu milenial menghadapi masalah akibat dunia digital seperti bullying, bunuh diri, dan human trafficking.
Lima tahun terakhir, Erfan mengaku pernah menyurvei kelompok ini. Hasilnya, nilai-nilai kritis, ada kecenderungan mulai berkurangnya budaya dialog di lingkungan keluarga antara orangtua dan anak akibat penggunaan gawai.
Narasumber lain webinar di Sukoharjo, Saeroni menambahkan, ada karakteristik milenial akar rumput totalnya berkisar 90% dari jumlah penduduk di Indonesia. “Milenial akar rumput memiliki pendapatan kurang dari Rp 5 juta,” katanya.
Saeroni membagi ada 10 macam karakteristik dan nilai-nilai prioritas pemuda milenial, yakni: kekeluargaan dan kebersamaan, kesejahteraan dan kemandirian, stabilitas, tradisi, keseragaman, hedonisme, stimulasi, prestasi dan kekuasaan.
Berdasarkan data beritagar.id, milenial memiliki topik yang diminati di media digital: 45% musik, film 30% dan agama 28%. Tingginya minat agama yang mencapai 28% bukan akibat dorongan ideologis melainkan lebih karena keinginan untuk bersosialisasi.
Webinar di Kabupaten Sukoharjo mengusung tema “Peran Pemuda Menyikapi Transformasi Digital. Selain Erfan Ariyaputra dan Saeroni, narasumber lain yang mengisi webinar adalah Nimade Ras Amanda, Tauchid Komara Yuda, dimoderatori Dannys Citra dan Decki Tri sebagai key opinion leader. (*)