REMBANG– Kementerian Kominfo bersama Debindo menggelar webinar literasi digital secara virtual dengan topik ”Pelayanan Masyarakat yang Prima Melalui Perangkat Digital” untuk warga masyarakat Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Kamis (10/6/2021).
Dimulai pukul 13.00 WIB, webinar tersebut menghadirkan narasumber: Razi Subardi (pengamat kebijakan publik digital), Devie Rahmawati (pengajar program Vokasi Humas Universitas Indonesia), Kholistiono (wakil pemred Betanews.id), Ahmad Muhlisin (editor Betanews.id), Nadia Intan (presenter TV nasional) sebagai moderator dan key opinion leader Oka Fahreza, seorang presenter TV.
Mengawali paparannya, editor Betanews.id Ahmad Muhlisin mengatakan, keamanan siber masih menjadi tantangan terberat pada era digital, khususnya di Indonesia. ”Ancaman siber bisa menyasar pengguna dan perusahaan penyedia produk dan jasa kapan saja dan di mana saja,” ujarnya.
Muhlisin menambahkan, ancaman siber belakangan bisa bertujuan mengakses data dari para pengguna produk dan jasa digital untuk mencuri identitas, lalu menjualnya ke pihak ketiga demi kepentingan yang tak bisa diketahui. ”Ada sejumlah cara untuk mencegah keamanan data dari kejahatan dunia maya ini,” beber Muhlisin.
Cara pertama, ketika berselancar di jagad digital berbagai data hendaknya hanya diberikan kepada pihak yang tepat. ”Terutama saat mengakses aplikasi online semacam fintech, e-commerce, maupun media sosial. Para pengguna harus memastikan keamanan data pribadi saat hendak mencantumkan ke suatu aplikasi. Cek apakah membahayakan atau tidak,” tegasnya.
Muhlisin mencontohkan, apabila membutuhkan sesuatu atau hendak bertransaksi di sebuah bank yang terpercaya atau mendapat hadiah dari bank ternama, pastikan alamat website bank tersebut benar. ”Pengguna dapat mencari alamatnya di Google,” kata dia.
Selain itu, Ahmad Muhlisin menyarankan pengguna untuk rajin melakukan double checking saat bertransaksi di platform digital. ”Pengecekan sebanyak dua kali saat bertransaksi, dapat meminimalisir kesalahan penginputan data serta mengamankan diri dari kejahatan siber,” imbuhnya.
Selanjutnya, periksa perizinan akses aplikasi yang dipakai. ”Jangan biarkan perizinan aplikasi dibuka bebas, karena membuka peluang besar pencurian data seperti kontak pribadi dan lainnya.” Muhlisin menyarankan, sebelum pengguna mengunduh lalu menginstal aplikasi, cek dengan benar syarat dan ketentuannya.
Pada sesi berikut, pengajar program Vokasi Humas UI Devie Rahmawati mengatakan, keterbukaan akses informasi dalam era digital bukan hal yang lantas ditafsirkan sebagai sesuatu yang transparan. Melainkan era yang ”telanjang”, di mana semua orang bisa melihat identitas pengguna lainnya. “Itu sebabnya, sekali lagi, berbagai hal yang menyangkut data diri sebaiknya berhati-hati saat membagikannya,” tutur Devie.
Wakil Pemred Betanews.id Kholistiono menambahkan, di balik kerawanan tersembunyi dunia digital, tetap masih banyak manfaat yang bisa dipetik, sepanjang pengguna bijak menggunakannya. ”Salah satu keuntungan era digital, kita lebih mudah mengidentifikasi mana berita hoaks dan mana berita valid,” kata Kholis.
Tidak hanya itu. Bukan rahasia pula jika era digital mampu menjadi sumber penghasilan bagi banyak pengguna yang kreatif. ”Dunia digital bahkan belakangan semakin terbuka menjadi ladang mencari penghasilan dengan jumlah mencengangkan,” cetusnya.
Selain itu, era digital juga membuat manusia menjadi pribadi yang kuat melalui ragam informasi yang tersaji. ”Orang enggak gampang galau, karena banyak hal serius lain di luar sana. Orang juga jadi open minded, lebih bijak dan dewasa dalam berpikir karena wawasannya lebih terbuka,” tambah Kholis. (IJA)