PATI– Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati yang berencana menutup destinasi wisata religi dan alam untuk sementara waktu.
Penutupan destinasi wisata ini merupakan wujud antisipasi dari penyebaran virus corona yang saat ini mengalami peningkatan yang cukup tajam.
Berdasarkan data dan evaluasi per hari, minggu dan per bulan, kasus Covid-19 di Kabupaten Pati mengalami peningkatkan yang cukup drastis.
“Januari sampai Maret sempat menurun dan landai, dan kembali mengalami peningkatan sebelum lebaran sampai dengan sesudah. Jadi sejauh ini Kabupaten Pati belum pernah mengalami zero kasus”, ungkap Bupati Pati Haryanto saat memimpin rapat evaluasi dan antisipasi Covid -19, di Pendopo Kabupaten Pati, Sabtu (29/5/2021).
Bupati mengungkapkan, sejak awal pandemi sampai sekarang, Kabupaten Pati belum pernah menangani pasien yang dirawat di rumah sakit hingga 88 orang. Meskipun dari jumlah tersebut, tersebar di beberapa rumah sakit di Pati. Serta, ada juga pasien rujukan dari daerah lain.
“Awalnya hanya sekitar 40 pasien. Namun sekarang meningkat menjadi 88 pasien. Itu berarti peningkatannya lebih dari 100%. Oleh karena itu, lebih baik kita melakukan tindakan pencegahan daripada menindaklanjuti”, imbuhnya.
Hal inilah yang membuat Bupati Pati Haryanto memutuskan menutup tempat pariwisata alam dan religi untuk sementara waktu.
Langkah ini diapresiasi oleh Ketua Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) DPRD Kabupaten Pati Narso. Narso juga berharap Pemkab Pati juga melakukan pantauan.
“Kami mengapresiasi itu dan berharap Pemkab senantiasa memantau perkembangan. Sehingga ketika kondisi menurun. Laju pertambahan kasus Covid-19 sudah menurun bahkan bisa dikatakan mendekati nol bisa saja kembali bisa dibuka tempat wisata,” ujar Narso. (*)