PATI– Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati menganggap terlalu berbahaya apabila Bumi Mina Tani tidak memiliki anggaran gawat darurat.
Menurut anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati Narso, Pati masih membutuhkan droping air. Meskipun musim kemarau pada tahun ini diprediksi kemarau basah atau musim kemarau yang tidak panjang dan lembab.
Dia mengungkapkan, meskipun tidak sebanyak yang kondisi kemarau normal, harus disiagakan kebutuhan air. Dan anggaran gawat darurat bencana alam masih diperlukan.
“Tahun ini juga begitu. Tetap membutuhkan droping air. Terlalu berbahaya jika anggarannya nol rupiah,” ungkap Narso.
Sebelumnya diberitakan, Kabupaten Pati tidak memiliki dana gawat darurat bencana. Kasi Kegawatdaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Budi Mulyawan mengatakan, dana gawat darurat terpangkas lantaran adanya refocusing covid-19. Sebanyak 50 persen anggaran gawat darurat terpotong.
Dia mengaku, sisa dana refocusing itu sudah habis. Tak punya anggaran kegawat daruratan terkait bencana kekeringan di wilayah Pati.
Budi mempertanyakan bagaimana bisa dana kegawat daruratan ini bisa terpotong. Padahal menurutnya, dana ini untuk jaga-jaga jika terjadi bencana. Namun, dia tidak mendapat jawaban untuk ini.
”Antisipasi atau kemungkikan terburuk terkadang uang pribadi harus digunakan. Gaji dan TPP ikut tergeret,” pungkasnya. (*)