PATI – Mbah Pani, kakek asal Desa Bendar, Juwana, Pati menjalani tapa pendem. Ritual yang bikin bulu kuduk merinding itu menjadi perhatian warga sekitar.
Bahkan aparat desa dan kepolisian pun ikut memantau aksi nekat tapa pendem yang dilakukan Mbah Pani. Ratusan warga tadi malam memadati rumah kakek yang setiap hari dikenal sederhana itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ritual tapa pendem biasanya dihubungkan dengan tapa ngeluwang dan tapa sungsang. Tapa sungsang biasa dilakukan dengan membalikkan tubuh secara tergantung posisi seperti bayi sungsang kepala di bawaha kaki di atas. Biasanya kakinya menggantung di dahan pohon seperti kelelawar atau kalong.
Tapa ngeluwang biasanya dilakukan dengan cara mengubur diri di tanah pekuburan atau tempat sangat sepi. Konon tapa ini bertujuan untuk memunculkan penglihatan gaib, katanya setelah melakukan tapa ini bisa melihat jin atau arwah-arwah gentayangan.
Tapa pendem hampir sama dengan tapa ngeluweng atau bahkan ada yang menyamakan ritual tirakat ini. Biasanya diawali puasa lalu tirakat dengan mengubur diri hidup-hidup dengan diberikan lubang untuk bernafas dari bambu atau pralon.
Tapa pendem bukan kali pertama, ritual yang sama juga pernah dilakukan warga Kebaksari, Desa Kebak, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Sutarto (55). Ia nekat mengubur diri selama lima hari untuk melakukan tapa pendem di pekarangan rumahnya pada 2014 lalu.
Aksi tapa pendem ini dilakukan karena dirinya ingin berdoa supaya keluarganya, yakni anak dan cucunya dapat hidup bahagia dan sejahtera. (Redaksi)