Bisa Komunikasi dengan Keluarga lewat Peralon yang Dipasang
Selama di pertapaannya, Mbah Pani masih bisa berkomunikasi dengan istrinya melalui Peralon yang dipasang. Peralon itu juga yang digunakan Mbah Pani untuk mendapat udara sehingga masih bisa bernafas.
“Seperti kemarin juga sempat ada persyaratan pertapaan yang kurang. Yakni berupa garam. Yang bisa berkomunikasi hanya boleh dengan istrinya,” kata Ngadino, adik ipar Mbah Pani.
Mengaku Dibawa Teman Seperguruan ke Alam Lain
Mbah Pani mengaku Dibawa Teman seperguruannya ke alam lain selama di pertapaan. Namun, ia belum berkenan menceritakan detail apa yang dirasakan selama melakukan ritual tersebut.
“Saya dibawa ke alam lain oleh teman seperguruan. Tapi yang pasti saat dalam pertapaan saya tidak bisa merasakan apa-apa. Saat ini kaki saya masih sakit. Nanti saya ceritakan lagi,” ujar Mbah Pani setelah keluar dari Liang pertapaan.
Liang Pertapaan Keluar Air dan Setiap 10 Menit Dikuras
Liang Pertapaan Mbah Pani terus mengeluarkan air. Bahkan, keluarganya mengaku selalu menguras air tersebut setelah 10 menit. Air tersebut ditampung dalam dalam jerigen.
Air dari Liang Pertapaan Berubah yang Semula Asin Jadi Tawar
Air yang terus keluar dari tempat pertapaan Mbah Pani ternyata menyimpan misteri. Sebab, saat awal penggalian liang, air yang keluar berasa asin. Namun setelah digunakan pertapaan, airnya menjadi air tawar.
“Awalnya airnya asin. Tapi setelah ditempati Mbah Pani jadi tawar,” ujar istri Mbah Pani Sri Khumaidah. (redaksi)