RENTANG usia dini merupakan saat yang paling tepat dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak baik pada kehidupan masa depan anak, begitu juga pengembangan potensi anak yang kurang terarah akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari harapan. Salah satu potensi yang perlu dikembangkan sejak dini adalah kemampuan bahasa khususnya kemampuan bahasa reseptif.
Santrock ( 2009: 67) berpendapat bahwa bahasa adalah bentuk komunikasi, lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol. Semua bahasa manusia adalah generatif (diciptakan). Manusia tidak berfikir hanya dengan otaknya, tetapi dituntut untuk menyampaikan pikirannya dengan bahasa yang dapat dimengerti orang lain (Dhieni dkk, 2005: 1.1).
Manusia yang mampu berfikir baik dan mempunyai ide yang bagus tidak akan berarti apa-apa apabila pendapatnya tidak diungkapkan, begitu pula apabila seseorang tidak mampu memahami maksud ucapan dari orang lain, maka anak tersebut tidak dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain.
Menurut Morrison (2012: 223) Bahasa adalah ketrampilan persiapan yang paling penting. Anak membutuhkan ketrampilan bahasa untuk dapat berhasil disekolah dan dalam hidup.
Fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan dasar anak. Depdiknas menjelaskan fungsi pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak usia dini antara lain.
a) Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan
b) Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak
c) Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak
d) Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.
Menurut Dhieni (2005: 1.19) terdapat dua komponen kemampuan bahasa reseptif yaitu, menyimak dan membaca. Ketika anak menyimak dan membaca, mereka memahami bahasa berdasarkan konsep pengetahuan dan pengalaman mereka.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengar lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta mamahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Lingkungan Sekolah, yang mendukung kemampuan bahasa reseptif anak adalah Guru, teman sebaya, sarana prasarana, dan metode pembelajaran. Metode yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan bahasa reseptif anak diantaranya metode bercakap-cakap, tanya jawab, bermain peran, sosiodrama, karyawisata metode bercerita dan metode storytelling.
Itadaz (2008: 21) mengunghkapkan bahwa samapai detik ini , bercerita (storytelling) masih menjadi salah satu pilihan orang tua dan guru dalam menanamkan budipekerti pada anak.
Di Indonesia, storytelling sering disebut juga dengan istilah storytelling. Storytelling adalah kegiatan aktif, bercerita secara terstruktur dan utuh. Maka dari kata storytelling kita peroleh kata story, yang berarti cerita atau kisah. Di masa dahulu kegiatan storytelling ditujukan untuk menghibur atau mengajarkan sesuatu kepada generasi muda. Dalam bentuk story, inti pengajaran menjadi lebih mudah diterima oleh segala usia.
Collin (Isbell dkk., 2004) menegaskan storytelling mempunyai banyak kegunaan di dalam pendidikan utama anak. Dia menyimpulkan bahwa story menyediakan suatu kerangka konseptual untuk berpikir, yang menyebabkan anak dapat membentuk pengalaman menjadi keseluruhan yang dapat mereka pahami.
Story menyebabkan mereka dapat memetakan secara mental pengalaman dan melihat gambaran di dalam kepala mereka. Joseph Campbell, seorang akademisi yang meneliti tentang story dari seluruh dunia dalam kompilasi kuliahnya ditahun 80-an “Transformation of Myth Throught Time” menyampaikan bahwa story menjadi sangat kaya dan sarat pesan serta pelajaran hidup yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. (The Golden Surprise, 2014).
Moeslichantoen (2004: 157) mengungkapkan bahwa metode bercerita (storytelling ) salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak usia dini sacara lisan, sehingga kegiatan storytelling dapat memberikan pengalaman belajar anak untuk berlatih mendengarkan informasi tentang pengetahuan, nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan seharti hari.
Media kardus merupakan salah satu media yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menyimak. Hal tersebut didasarkan pada beberapa hal , antara lain dengan warna warni yang cerah serta bentuk wayang yang lucu dapat menarik minat untuk memainkannya.Sehingga dengan mengunakan media wayang kardus sebagai sarana penyampaian materi oleh guru saat dilakukan secara maksimal sehingga anak juga bisa menyerap materi dengan baik pula. (*)
Oleh : Noor Sholikah, S.Pd
Guru TK Pertiwi Kutuk, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus
Sangat bagus untuk digunakan dalam pembelajaran anak PAUD karena sangat menyenangkan dan lebih mudah difahami
Siip,,
Pembelajaran bisa lebih bermakna karena menggunakan media yg menarik .agar pesdik lebih termotivasi untuk belajar.
Mantab bisa digunakan dalam pembelajaran
Medianya mantap (menarik) 👍 untuk Anak Usia Dini😍
Media sangat menari, kreatif bu