Jepara, Infojateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara terus mendorong peningkatan kapasitas petani melalui penerapan inovasi teknologi pertanian yang adaptif terhadap perubahan lingkungan.
Sebagai bagian dari persiapan kegiatan Farm Field Day (FFD), Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Jepara, Ferry Yudha Adhi Dharma Raharjo, bersama perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait mendampingi tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pengecekan lokasi di lahan pertanian padi biosalin, Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, Selasa (9/12/2025) pagi.
Pengecekan lapangan tersebut dilakukan untuk memastikan kesiapan lokasi menjelang pelaksanaan FFD yang dijadwalkan berlangsung pada 17 Desember 2025.
Tujuan utama kegiatan FFD untuk memberdayakan petani dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka terkait penerapan teknologi baru, khususnya di sektor pertanian lahan salin.
Perwakilan BRIN, Dr. Tri Martini Patri, menjelaskan bahwa sebelumnya telah dilakukan koordinasi awal melalui pertemuan daring bersama Bagian Perekonomian Setda Jepara, dilanjutkan dengan survei lokasi.
Kegiatan lapangan ini merupakan tahap lanjutan dalam rangka mematangkan persiapan teknis dan substansi acara FFD mendatang.
“Besok ini kita fokus pada persiapan kegiatan untuk tanggal 17 Desember. Rencananya sejumlah tamu undangan VIP akan diupayakan hadir, di antaranya pimpinan BRIN, jajaran direksi Pertamina, Direktur Pertamina Gas Negara, serta Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial,” ungkap Tri Martini.
Ia menambahkan, lokasi pertanian biosalin di Desa Suwawal memiliki potensi yang cukup besar, dengan luasan mencapai sekitar 100 hektare.
Saat ini, lahan yang didampingi oleh Pertamina Gas Negara seluas kurang lebih 10 hektare difokuskan untuk pengenalan varietas padi Biosalin 1 dan Biosalin 2, yang memiliki keunggulan toleran terhadap air laut maupun air payau.
Menurutnya, kawasan tersebut dipilih karena kerap terdampak banjir rob, terutama pada area yang berdekatan langsung dengan garis pantai.
Kondisi ini menjadikan lokasi tersebut relevan sebagai percontohan pemanfaatan varietas padi yang adaptif terhadap salinitas.
Kendati demikian, tantangan pengendalian air masih menjadi perhatian, salah satunya terkait keberadaan dan fungsi pintu air yang belum sepenuhnya optimal.
FFD kali ini mengusung tema “Hilirisasi Inovasi Teknologi Energi yang Mendukung Ketahanan Pangan”.
Tema tersebut menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pembangunan pertanian berkelanjutan.
Selain sektor pertanian, dukungan dari bidang energi dan perhatian terhadap aspek lingkungan hidup juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
Tri Martini menegaskan, optimalisasi lahan salin di wilayah pesisir seperti Jepara merupakan solusi strategis tanpa harus membuka kawasan hutan baru. Pendekatan ini dinilai lebih ramah lingkungan sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
Sejalan dengan itu, Ferry Yudha Adhi Dharma Raharjo berharap kegiatan FFD dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi pertanian Jepara ke depan.
Ia optimistis, dengan dukungan BRIN serta sinergi bersama Pertamina Gas Negara, produktivitas pertanian di kawasan pesisir dapat terus ditingkatkan.
“Semoga melalui kegiatan ini, petani Jepara semakin berdaya, hasil panen meningkat, dan pertanian tetap berjalan seiring dengan kelestarian lingkungan,” pungkasnya. (eko/redaksi)