TANGGAL 1 Suro pada tahun 2021 ini jatuh pada Rabu (11/8). Tanggal ini juga kerap diwarnai dengan mitos 1 suro. Mengutip berbagai sumber, nama Suro diciptakan oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645) sejak kerajaan Mataram Islam. Konon, kalender Saka (kalender Jawa dan Hindu) ingin diubah oleh Sultan dengan tujuan untuk bisa sepadan dengan penanggalan Islam.
Di balik itu, Sultan juga ingin menyatukan dua kubu masyarakat Jawa yang terpecah akibat berbeda keyakinan, yakni penganut Kejawen (kepercayaan orang Jawa dengan Putihan (Kepercayaan Islam).
Kini, malam 1 suro dipercaya sebagai datangnya Aji Saka ke Pulau Jawa yang dapat membebaskan rakyat dari genggaman makhluk gaib. Masyarakat Jawa khususnya Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan Kasepuhan Cirebon tak akan melewatkan ritual rutinnya setiap tahun untuk memperingati malam yang sakral itu.
Mengelilingi benteng keraton, memandikan benda-benda pusaka, berendam di kali, mandi kembang, dan mengarak kerbau bule merupakan beberapa ritual yang dilakukan dan dianggap membawa keberkahan pada malam 1 suro.
Bukan hanya dipercaya membawa berkah, malam 1 suro juga dianggap membawa sial bagi mereka yang melanggar pantangan menurut kepercayaan setempat.
Malam ini diyakini sebagai malam yang sangat sakral dan berkaitan dengan hal-hal mistis dan penuh misteri. Berikut beberapa hal misteri yang dipercaya pada 1 Suro.
Beberapa mengatakan ini hanyalah mitos belaka. Alasanya, jika masyarakat mengadakan pesta pada malam Suro, ini dianggap akan menyaingi ritual keraton yang akan dirasa sepi. Selain pesta pernikahan, pesta-pesta lainnya seperti sunatan dan lainnya juga dilarang. Sampai sekarang, mitos ini masih dipercaya oleh masyarakat Jawa.
Di Indonesia, memang ada berbagai banyak cara yang dilakukan untuk memperingati 1 Suro, misalnya seperti berdoa dan menyantuni anak yatim. Ada pula yang melakukan pawai obor di beberapa daerah dan di masyarakat Jawa merayakan ritual malam 1 Suro.
Ini menandakan beragam budaya dan adat tradisi yang dimiliki Indonesia masih digenggam erat oleh masyarakat. (*)