Pati, infojateng.id – Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng) memiliki tiga komoditas peternakan andalan. Antara lain sapi potong, kambing domba dan anakan itik atau Day Old Day (DOD).
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Pati Ir. Nikentri Meiningrum, M.Si melalui Kabid Peternakan Andi Hirawadi mengatakan, peternak di Kabupaten Pati terkenal fokus pada pembesaran atau penggemukan sapi potong.
Hal itu didukung dengan potensi pakan yang sangat melimpah. Berbeda dengan kabupaten tetangga seperti Blora dan Rembang yang peternaknya fokus pada pembibitan.
“Kalau di Pati lebih condong ke sektor agribisnisnya. Di Pati orangnya suka perputaran uang cepat. Kalau pembibitan kan lama, harus perawatan sampai bunting dan membutuhkan waktu bertahun-tahun atau paling tidak sembilan bulan. Sedangkan untuk penggemukan, peternak hanya butuh waktu sekitar 6 bulan sampai tujuh bulan hingga sapi sudah bisa dijual,” katanya.
Lanjut Andi, populasi sapi di Pati masuk dalam lima besar di Jateng, yakni sekitar 116 ribuan ekor. Bisa dikatakan, Pati sebagai penyangga produksi daging sapi nasional. Mengingat, kebutuhan konsumsi daging khususnya di Jabodetabek dari kebanyakan dari Pati.
“Beberapa tahun lalu, dari pihak Kementerian Peternakan dan Perdagangan selalu memantau Pati terkait dengan ketersediaan pasokan sapi. Untuk jenis sapinya, peternak memilih sapi jenis persilangan, seperti limosin, brahma dan lainnya,” ungkapnya.
Tak hanya produksi sapi, Kabupaten Pati juga sebagai pengahasil anakan itik atau dod yang banyak. Bahkan, Kabupaten, Kota Pekalongan, dan Brebes yang terkenal dengan telur asinnya, mendapatkan anakan itik juga dari Pati. Wilayah yang memproduksi itik paling banyak ada di Kecamatan Dukuhseti, Margoyoso, dan Tayu.
“Populasinya kalau itik sagat fluktuatif. Sebab, perputarannya sangat cepat. Paling tidak, satu kali pengiriman dod sebanyak 3 hingga 10 ribu ekor,” ujarnya.
Keberhasilan pengembangan DOD juga dibuktikan dengan prestasi sejumlah kelompok ternak di Pati. Kelompok peternak asal Bumi Mina Tani pernah menjadi juara I tingkat Nasional dan Provinsi dalam hal pengembangan DOD.
“Omzet kelompok ternaknya juga cukup banyak. Bahkan, salah satu kelompok ternak di Margoyoso omzetnya Rp 1 miliar dalam setahun,” ungkapnya.
Terkahir, ternak andalan di Pati yakni kambing domba yang didominasi dimiliki oleh peternak skala rumahan. Kambing jenis domba dipilih mengingat modal yang dikeluarkan tidak begitu besar dan harga jualnya relatif stabil.”Populasinya ada sekitar Rp 300 ribu,” urainya.
Andi menjelaskan, ternak di Pati sebagian besar masih peternakan rakyat atau belum berbentuk perusahaan besar. Untuk itu, Dispertan fokus pada bimbingan teknis, manajemen pemeliharaan hingga pengenalan produk benih dan pakan yang memiliki gizi baik.
“Dispertan juga melayani Iseminasi Buatan (IB) dan pelayanan kesehatan melalui puskeswan. Total ada lima puskeswan di eks Kawedanan, Tayu, Kayen, Jakenan, Wedarijaksa dan Pati Kota. Masyarakat bisa berkonsultasi ke puskeswan,” urainya.(redaksi)