Pati, Infojateng.id – Proyek perbaikan Jalan Raya Pati-Rembang, tepatnya di ruas Juwana-Batangan, Pati dinilai tak direncanakan secara matang. Akibatnya, dampak buruk yang muncul, terutama kemacetan lalu lintas yang kian parah dan berlangsung lama.
“Proyek jalan nasional kok pengerjaannya hanya di jam kerja, tidak seperti proyek lainnya, seperti jalur Lamongan,” ujar Ketua Paguyuban Sopir Pati (PSP) Muhammad Syahidul Anam, Jumat (3/3).
Dia mengungkapkan, proyek perbaikan jalan nasional di Lamongan dikerjakan 24 jam non-stop. Kemacetan panjang memang tak terhindarkan, tetapi tidak sampai berlarut-larut.
“Memang macetnya panjang, sampai berpuluh-puluh kilometer, tetapi tidak sampai berminggu-minggu. Nyatanya sekarang lancar lagi. Kalau perbaikan jalan nasional menganut jam kerja PNS, mulai jam 08.00 dan pulang jam 16.00, ya seperti ini jadinya, macet bisa berbulan-bulan,” jelasnya.
Kemacetan parah di Jalur Pantura Pati-Rembang sudah terjadi hampir sepekan. Bahkan, sampai Jumat (3/3) siang, kemacetan semakin panjang. Antrean kendaraan di wilayah Pati (dari arah barat) telah mencapai Jalan Lingkar Selatan (JLS), sekitar perempatan Tanjang. Adapun di Rembang (dari arah timur) penumpukan kendaraan hampir mencapai Lasem.
PSP, yang anggotanya mayoritas pengemudi truk besar dengan rute antarprovinsi merupakan pengguna jalan nasional dari Jakarta hingga Jawa Timur. Mereka merasakan kondisi Pantura Pati-Rembang, yang menjadi bagian dari jalan nasional sering bermasalah.
“Jalan rusak, ketika diperbaiki juga tidak tuntas. Terkesan sepotong-sepotong sehingga hampir setiap tahun selalu terjadi kemacetan parah,” keluhnya.
Pola penanganan kemacetan juga disebut Anam kurang efektif, apalagi saat musim hujan. Mengingat, jalan darurat yang biasanya memanfaatkan bahu jalan juga tak setiap saat dalam kondisi baik.
Kondisi demikian membuat sopir truk terpuruk. Mereka tak bisa mengantarkan muatan barang tepat waktu sehingga sering mengalami kerugian.
Apalagi untuk terlepas dari kemacetan Jalur Pantura Pati-Rembang belakangan ini bisa mencapai lebih dari sehari. Praktis membuat sopir truk mengeluarkan biaya tambahan untuk makan dan lainnya selama menunggu antrean.
Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menyatakan, tahun ini terdapat dua proyek di Jalur Pantura Pati-Rembang. Selain pekerjaan penggantian Jembatan Juwana, juga terdapat proyek perbaikan jalan, tepatnya di kilometer 89-95 (Juwana-Batangan). Perbaikan jalan sepanjang 5,4 kilometer itu, ditarget rampung pada 12 April.(tyo/redaksi)
Perbaikan jalan nasional harus ditangani oleh sejumlah pihak agar optimal.