Jepara, Infojateng.id – Bos PO Bus Bejeu, Iqbal Tosin telah mengembalikan berkas formulir pendaftaran bakal calon bupati (bacabup) Jepara ke Panti Marhaen DPW PDI Perjuangan, Kamis (31/5/2024).
Pengembalian formulir itu menandai keseriusan Iqbal Bejeu, sapaan akrabnya, untuk maju dalam kontestasi Pilkada Jepara 2024.
Iqbal Bejeu menyatakan, langkah politik tersebut sudah dia pikirkan matang-matang. Seluruh berkas yang dipersyaratkan oleh PDIP Jawa Tengah sudah dia lengkapi dan dinyatakan cukup.
“Alhamdulillah, kemarin saya sudah mengembalikan formulir pendaftaran ke kantor DPW PDIP Jawa Tengah,” kata Iqbal Bejeu, Jumat (31/5/2024).
Pengembalian berkas pendaftaran kepada PDIP Jateng itu menjadi yang ke tiga selama dia ikut dalam penjaringan bacabup Jepara.
Sebelumnya, Iqbal Bejeu telah mendaftar sebagai bacabup di DPC Partai Golkar Jepara dan DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jepara.
Soal rekomendasi, Iqbal Bejeu enggan mendahului kehendak partai-partai tersebut. Dia sepenuhnya menyerahkan keputusan politik tersebut kepada setiap partai.
“Kemampuan saya ini hanya ikhtiar. Mengetuk pintu partai politik. Soal rekomendasi, itu sudah ada mekanismenya di setiap partai. Dan saya tidak mau masuk ke dalamnya. Karena itu hak penuh dari partai,” ujarnya.
Ia mengaku mendapatkan dorongan dari berbagai kalangan untuk maju sebagai calon bupati Jepara.
Dia merasa ada banyak hal yang harus dibenahi dari situasi dan kondisi Kabupaten Jepara saat ini.
Seperti saat pengambilan formulir pekan lalu, Iqbal Bejeu telah mencatat tiga hal yang harus dikerjakan jika menjadi bupati Jepara.
Pertama terkait dengan industri ukir, menurutnya, selama ini telah terjadi pergeseran branding pada Kabupaten Jepara. Dari semula yang berjuluk Jepara Kota Ukir menjadi Jepara Mempesona.
“Kita harus mengembalikan tag line (julukan) Jepara Kota Ukir. Soalnya brand itu mahal. Untuk menjadikan tag line Jepara Kota Ukir yang tidak hanya dikenal di Indonesia. Tetapi di luar negeri,” jelasnya.
Iqbal Bejeu menyatakan, pendapatan tertinggi di Kabupaten Jepara masih didominasi dari sektor kayu, berupa ukir atau furniture.
Sehingga dia optimis bahwa industri ukir dan furniture masih bisa dibangkitkan untuk menjadi andalan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ke dua, lanjut Iqbal, yakni terkait sektor pariwisata. Menurut Iqbal, pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Jepara tidak bisa disamakan dengan Bali.
Karena kearifan lokal dan karakter masyarakat Bumi Kartini masih sangat kental dengan nilai religiusitasnya.
“Alangkah baiknya kita dorong ke wisata religi,” ucapnya.
Iqbal Bejeu mengatakan, wisata religi itu bisa digarap di setiap desa. Sebab, di setiap desa di Kabupaten Jepara terdapat makam leluhur yang dipercaya sebagai tokoh yang membabat alas desa-desa itu.
Lalu ke tiga, ia memiliki gagasan tentang industri yang menjamu di Kabupaten Jepara. Dia ingin mendudukkan posisi kawasan industri, diselaraskan dengan aturan tata ruang.
Iqbal menyatakan bahwa industri harus diklasterisasi berdasarkan besaran modal setiap perusahaan.
Dia menyontohkan, perusahaan yang modalnya di atas Rp 50 miliar harus ditempatkan di kawasan industri khusus atau kawasan ekonomi khusus.
“Kawasan industri ini harus kita tata sebaik mungkin. Harus ada pemerataan sesuai dengan aturan. Industri harus berpihak kepada masyarakat lokal. Tapi yang paling penting, pendirian industri tidak boleh mengganggu lingkungan hidup, apapun alasannya,” tandasnya. (eko/redaksi)