PATI – Persoalan sampah memang kerapkali menjadi kendala bagi sejumlah daerah. Namun bagi warga Desa Sukobubuk, Kecamatan Margorejo hal itu sepertinya tak lagi menjadi persoalan berarti.
Hal itu lantaran desa tersebut sekarang ini telah mengembangkan bank sampah. Konsepnya setiap seminggu sekali, pengelola bank sampah akan mengambil limbah rumah tangga yang ada di desa tersebut.
Sampah tersebut kemudian akan dipilah, untuk sampah kering, maka akan dimasukkan ke bank sampah untuk kemudian diolah atau dijual kembali. Sebagai ganti untungnya, para warga tersebut akan diberi buku tabungan sesuai dengan jumlah sampah yang disetorkan. Dari tabungan itulah yang nantinya bisa menjadi penghasilan tambahan.
Sementara untuk sampah basah, desa itu sekarang ini juga telah membudidayakan maggot sebagai solusinya. Sampah itu dijadikan pakan maggot atau belatung sehingga terurai. Maggot yang telah besar sendiri nantinya akan dijual untuk pakan ikan. Sehingga dobel manfaat.
“Sekarang ini dari sekitar seribu Kepala Keluarga (KK) yang ada, sedikitnya telah ada 473 yang telah menjadi nasabah bank nasabah kami,”imbuh Rifki Suweno, ketua Karang Taruna Desa Sukobubuk.
Kini, bank sampah di desa itu sendiri sudah memiliki sekitar 473 nasabah dari sebanyak 1000 kepala keluarga (KK) yang ada di Desa Sukobubuk. Untuk sampah kering, mereka bisa mengelola sampah hingga 14 ton pertahunnya.(IJB/IJL)