Pati, infojateng.id– Malam itu, Selasa (27/8), suasana gedung DPRD Kabupaten Pati dipenuhi dengan haru dan kebanggaan. Dari 50 anggota DPRD terpilih hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, seorang sosok sederhana yang selama ini mungkin tak banyak dikenal, justru menjadi sorotan. Di antara lantunan sumpah/janji yang menggema, ada sebuah kisah perjuangan yang menggetarkan hati.
Kastomo (42), adalah nama yang kini mulai akrab di telinga publik Pati. Bukan hanya sebagai anggota legislatif baru, tetapi sebagai simbol perjuangan dan keteguhan hati. Lahir dari keluarga petani kurang mampu di Desa Kudur, Kecamatan Winong, Kastomo besar dalam kesederhanaan yang penuh tantangan.
Di balik senyumnya yang tenang, ada jejak-jejak kehidupan yang tidak mudah. Ia adalah anak desa, santri yang mengaji di bawah temaram lampu minyak, dan aktivis yang bergerak dengan semangat membara.
Sebagai ayah dari satu anak, Kastomo bukanlah orang baru di dunia politik. Pada Pemilu 2014, ia pernah merasakan pahitnya kegagalan saat suaranya tidak cukup untuk menembus gedung DPRD Pati. Namun, kegagalan itu justru menjadi api yang membakar semangatnya untuk terus berjuang.
Dikenal dengan sapaan Bung Tomo, ia tidak pernah menyerah. Dengan tekad baja, ia tetap aktif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan mencoba peruntungannya kembali di Pileg 2024.
Kali ini, Tuhan berpihak padanya. Dukungan dari rakyat di daerah pemilihan Pati 4 yang meliputi Kecamatan Winong, Jakenan, Pucakwangi, dan Jaken, mengantarnya meraih 9.812 suara, cukup untuk menempatkannya sebagai wakil rakyat.
“Saya tidak bisa menggambarkan perasaan ini dengan kata-kata,” ucapnya, dengan mata yang berkaca-kaca, sesaat sebelum pelantikan. “Ini adalah perjalanan yang penuh dengan rintangan, tetapi saya selalu percaya bahwa setiap tetes keringat dan air mata akan terbayar.”
Kisah hidup Kastomo adalah cerita tentang sebuah perjuangan yang tidak mengenal kata menyerah. Dari hari-harinya sebagai pengajar di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Abadiyah di Desa Mojolawaran, Kecamatan Gabus, hingga perjuangannya menyelesaikan kuliah di Jurusan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang (Unisma). Semua itu ia lakukan sambil bekerja dan aktif dalam organisasi, meniti langkah demi langkah menuju impiannya.
Bung Tomo bukan hanya seorang politikus, ia adalah sosok yang terus terlibat dalam kehidupan masyarakat. Suami dari Siti Mudrikah ini aktif sebagai takmir masjid, pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor tingkat Kecamatan Winong, hingga pengurus cabang (PC) Pati. Ia juga menjadi wakil ketua pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Winong. Dari organisasi keagamaan hingga politik, ia selalu hadir untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
Perjuangannya tidak pernah lepas dari dukungan keluarganya. Dalam kondisi serba terbatas, orang tuanya, Sarmo dan Muklin, tidak pernah membatasi impian anak mereka. “Orang tua saya selalu mengajarkan bahwa kemiskinan bukanlah penghalang untuk bermimpi besar. Mereka adalah alasan saya tetap kuat, tetap berjuang, meskipun sering kali harus tertatih-tatih,” ujar Kastomo dengan suara yang nyaris bergetar.
Lahir di Pati selatan, daerah yang mayoritas penduduknya adalah petani tadah hujan, Kastomo tumbuh dengan menyaksikan betapa kerasnya hidup. Di lahan kering yang hanya bisa ditanami sekali setahun, orang tuanya merantau ke Sumatra, bekerja sebagai penderas karet, demi menyambung hidup. Kala itu, Kastomo kecil harus diasuh oleh neneknya, tetapi dia tidak pernah merasakan kehilangan semangat.
“Setiap kali saya merasa ingin menyerah, saya ingat wajah orang tua saya yang bekerja keras di tanah rantau. Mereka adalah sumber kekuatan saya. Semua yang saya capai hari ini adalah untuk mereka, dan untuk membalas budi kepada tanah kelahiran saya,” tandasnya dengan mata berkaca-kaca.
Kini, Kastomo berdiri tegak, siap menjalankan amanah sebagai wakil rakyat. Bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk semua orang yang pernah merasakan getirnya perjuangan hidup. Dalam setiap langkahnya, ada harapan untuk membawa perubahan, ada doa yang terucap untuk kesejahteraan rakyat Pati yang selama ini telah memberinya kepercayaan.(edy/redaksi)