PATI – Tim Pendamping Desa Kecamatan Gunungwungkal berhasil menemukan inovasi baru. Yakni berupa kompor gas berbahan bakar Pertalite. Penggunaan kompor ini akan lebih efisien. Karena 1 liter pertalite akan setara dengan penggunaan 3 tabung gas elpiji (melon).
“Desa Ngetuk, Jepalo, Gulangpongge, Gadu dan Bancak sudah mengembangkan penggunaan kompor pertalite,” demikian diungkapkan, Koordinator Tim Pendamping Desa di Kecamatan Gunungwungkal, Handoko, SE. MPd.
Menurutnya, kompor pertalite, sangat mudah dibuat, tidak mahal dan terjangkau. Yaitu dibutuhkan tungku gas, kemudian kompresor (mesin air aquarium), dan selang plastik. Sumbu kompor dihidupkan maka muncul pijaran api, seperti pada kompor gas.
Yang membedakan hanya sumber api, bukan berasal dari gas namun petalite. Semburan angin dari kompresor mendorong uap pertalite menuju kompor. Lalu ditangkap pijaran api yang ada diujung kompor.
Ketua TPID Gunungwungkal, Madian, berjanji akan mengarahkan agar penggunaan Dana Desa bisa juga dipergunakan untuk kegiatan inovatif. Yang terpenting berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, penanganan gizi buruk dan menumbuhkan kesadaran masyarakat. (IJH)