Semarang, Infojateng.id – Pemerintah Kota Semarang kembali menegaskan komitmennya dalam memberikan apresiasi kepada para pegiat pendidikan nonformal dan layanan masyarakat. Hal ini ditandai dengan penyerahan bisyaroh kepada 6.572 penerima manfaat, Rabu, 26 Maret 2025.
Para penerima bisyaroh tersebut berasal dari berbagai latar belakang, di antaranya marbot masjid, tenaga pengajar Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan madrasah diniyah, modin, guru Sekolah Minggu, pengelola Pos PAUD, anggota Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI), serta tokoh agama lintas iman termasuk pinandhita.
Penyerahan dilakukan langsung oleh Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti dalam acara buka puasa bersama komunitas disabilitas di rumah dinas wali kota.
“Ini merupakan bagian dari janji kami saat kampanye, yaitu memberi dukungan kepada warga istimewa Kota Semarang yang melayani masyarakat tanpa status sebagai pegawai pemerintah,” ujar Agustina. Ia menambahkan bahwa penyaluran bisyaroh kali ini masih menggunakan anggaran murni 2025 dan akan diperluas pada perubahan anggaran mendatang.
Menurut Agustina, program ini merupakan bentuk keberpihakan kepada mereka yang menjaga nilai-nilai sosial dan pendidikan di lingkungan masing-masing. “Mereka adalah pilar penting dalam pembentukan karakter masyarakat,” ujarnya.
Tahun ini, nilai bisyaroh yang diberikan pun mengalami peningkatan. Guru TPQ, madrasah diniyah, dan Sekolah Minggu masing-masing menerima Rp500 ribu per bulan. Sementara modin mendapatkan Rp1 juta per bulan. Adapun marbot masjid, pengelola Pos PAUD, HIMPAUDI, dan pinandhita menerima Rp300 ribu per bulan.
Pemkot Semarang berkomitmen memperluas cakupan penerima bisyaroh pada tahun-tahun mendatang. “Kami akan pastikan semua pegiat LPQ, marbot, dan guru madin yang telah terdaftar bisa menerima bisyaroh secara merata,” kata Agustina.
Dalam kesempatan tersebut, Agustina yang juga menjabat sebagai Bunda PAUD Kota Semarang menegaskan pentingnya investasi pada sumber daya manusia sejak usia dini. Ia menyebut telah meminta Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan dinas terkait untuk mengalokasikan dana perubahan APBD guna memperkuat program PAUD.
“Saya ingin anak-anak mengenal Kota Semarang dan Indonesia lebih baik sejak usia dini. Pendidikan usia dini adalah fondasi SDM unggul,” katanya.
Agustina juga memaparkan program pembangunan rumah inspirasi bagi penyandang disabilitas di setiap kecamatan. Pada 2025 ini, pembangunan dimulai di tiga wilayah: Mijen, Semarang Barat, dan Pedurungan. Program ini ditargetkan rampung di seluruh 16 kecamatan pada 2029. (ery/redaksi)