Pati, Infojateng.id — Duka mendalam menyelimuti Desa Panggungroyom, Wedarijaksa, Pati. Seorang remaja bernama Bagus Andika, yang sebelumnya dilaporkan terluka akibat dikeroyok saat insiden bentrok antarpelajar di Jalan Pati–Gembong pada Jumat siang (9/5/2025), kini telah berpulang. Kepergiannya meninggalkan luka yang begitu dalam, terutama bagi keluarga dan warga di desanya.
Kepala Desa Panggungroyom, Hadi, membenarkan bahwa Bagus adalah warganya. Ia mengenang Bagus sebagai sosok anak yang baik, sopan, dan tak pernah membuat ulah. Di usianya yang masih belia, Bagus kerap membantu keluarga, terutama di lahan pertanian.
“Bagus itu anak yang baik. Karena tinggal di daerah pertanian, dia sering bantu ibunya atau saudaranya. Keluarganya memang sederhana. Bapaknya sudah meninggal sekitar tiga tahun lalu, dan ibunya sekarang menikah lagi,” ujar Hadi dengan nada lirih.
Pihak sekolah tempat Bagus menempuh pendidikan mengklaim telah berupaya mencegah bentrokan antarpelajar. Menurut keterangan pihak sekolah, guru-guru kerap berjaga di depan gerbang setiap pagi untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif. Namun, takdir berkata lain.
“Sudah sering dilakukan pencegahan, baik dari SMKN2 Pati maupun SMK Tunas Harapan. Tapi rupanya, ada hal-hal di luar kendali kita. Kami hanya bisa berharap, kejadian seperti ini menjadi yang terakhir,” lanjutnya.
Sementara itu, proses mediasi antara keluarga korban dan pihak kepolisian masih berlangsung. Suasana penuh emosi menyelimuti rumah duka. Keluarga korban menolak dilakukan autopsi atas jenazah Bagus, dengan alasan keberatan dan trauma mendalam atas peristiwa tragis yang menimpa anak mereka.
“Kami tidak ingin ada bola liar berkembang. Keluarga dari pagi sudah menyampaikan keberatan atas autopsi,” ujar Kades Hadi.
Bagus Andika kini telah tiada, namun kisah hidupnya meninggalkan pesan mendalam: bahwa kekerasan, dalam bentuk apapun, tak pernah membawa kebaikan. Semoga kepergiannya membuka mata semua pihak akan pentingnya menjaga perdamaian, terutama di kalangan pelajar — generasi penerus bangsa. (san/redaksi)