Semarang, Infojateng.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengajak peran dunia pendidikan vokasi untuk berkontribusi nyata dalam mewujudkan Jateng sebagai penumpu pangan dan industri.
Inovasi teknologi terapan, hingga keterampilan tenaga kerja yang selaras dibutuhkan saat ini.
Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mengatakan, bahwa hal ini sesuai yang diinginkan Pak Gubernur Ahmad Luthfi, untuk kita kolaborasi bersama-sama dalam menangani problem di Jawa Tengah.
Hal itu disampaikan Sumarno mewakili gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan wakilnya Taj Yasin Maimoen, dalam pembukaan Festival Panen Raya Berdikari Jawa Tengah Tahun 2025, di Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Kamis (6/11/2025).
“Pak Gubernur juga sudah melakukan penandatanganan kerja sama dengan perguruan tinggi di Jawa Tengah, pun dengan dunia pendidikan vokasi,” kata Sumarno.
Dikatakan sekda, menjadikan Jateng sebagai penumpu pangan dan industri menjadi tantangan tersendiri. Hal itu dikarenakan dua tujuan tersebut tampak seperti bertolakbelakang.
Akan tetapi bila keduanya bisa berjalan beriringan, akan menjadi potensi tersendiri bagi Jateng.
”Inilah tantangan kita untuk menjadikannya seimbang, supaya bisa menjadi potensi yang luar biasa di Jawa Tengah,” ucap Sumarno dalam kegiatan yang mengambil tajuk ’Panggung Inovasi Tepat Guna dan Sinergi Multipihak untuk Masa Depan Berkelanjutan’ tersebut.
Dirinya juga menyampaikan rasa terimakasih karena dunia pendidikan vokasi di Jateng baik dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Perguruan Tinggi Vokasi menampilkan karya-karya teknologi terapan.
Di antaranya alat pembuat pelet pakan ikan, mesin yang memantau pengembangan tanaman salak, mesin pengolahan ikan, hingga purwarupa alat-alat untuk kebutuhan industri.
”Kami juga minta bantuan dari dunia pendidikan vokasi untuk bisa menyiapkan tenaga kerja yang kompettensinya sesuai dengan industri yang akan masuk di Jawa Tengah,” kata sekda.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Saintek), Fauzan, yang hadir mengatakan, keberadaan perguruan tinggi sebagai tempat belajar dan memberikan kontribusi nyata kebutuhan di masyarakat.
Di Jawa Tengah, kata dia, perguruan tinggi vokasi yang ada telah membentuk untuk menunaikan tugasnya.
”Saya kira ini satu pola kerja sama yang ideal. Kehadiran perguruan tinggi terutama vokasi diharapkan dapat menjawab tantangan yang ada di Jawa Tengah. Tentu bidang teknologi dan inovasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Fauzan.
Dia mencontohkan, mesin pembuatan pakan ikan (pelet) lele yang dibuat dengan cara kerja sederhana. Akan tetapi memiliki produktivitas, dan kualitas pelet yang bagus. Seperti daya apung pelet yang lebih lama, sehingga meminimalkannya dari terbuang sia-sia.
Dikatakan Fauzan, kementerian terus mendorong upaya-upaya inovasi yang dilakukan oleh dunia pendidikan vokasi. Khususnya yang berkonsentrasi pada inovasi teknologi terapan.
Pada arah yang sama, permasalahan sosial di tengah masyarakat juga masih banyak.
”Mulai pengangguran, kemiskinan, kesehatan, stunting, dan lain sebagainya. Ini terus menjadi perhatian bagi perguruan tinggi,” katanya. (eko/redaksi)