Kenapa Ruang Medsos Kita Terasa Kumuh?

infojateng.id - 19 Agustus 2021
Kenapa Ruang Medsos Kita Terasa Kumuh?
Ilustrasi ruang diskusi di medsos oleh milenia/Shutterstock photo - (infojateng.id)
Penulis
|
Editor

BATANG – Ruang digital yang kumuh. Itu tantangan yang menghadang dalam digitalisasi demokrasi kita. ”Mestinya, buah hasil reformasi yang menjadi sarana tumbuh kembangnya demokrasi adalah kebebasan berpendapat. Tapi di era digital saat ini, ekspresi kebebasan berpendapat dalam beragam bentuk media sosial digital justru mengumbar kekumuhan,” ujar Dr. Arie Sujito, dosen Sosiologi Fisipol UGM saat tampil dalam webinar literasi digital bertopik ”Kedewasaan Demokrasi di Era Digital”.

Mengapa medsos kita terasa kumuh? ”Medsos kumuh karena netizen dan sebagian besar orang merasa sangat bebas marah, mengumbar kemarahan atas nama etnis, agama atau partai politik, tanpa menghormati hak orang lain untuk berbeda perspektif. Ini membuat demokrasi menjadi kehilangan makna,” ujar Arie, lebih mengurai diskusi membuka awal webinar yang digelar oleh Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Batang, 28 Juni lalu.

Isu menarik yang berkembang dalam diskusi tersebut adalah digitalisasi untuk merawat demokrasi. Langkah nyata memanfaatkan instrumen teknologi digital untuk merawat demokrasi agar lebih bermakna dan bermanfaat bagi tata kehidupan sosial masyarakat yang lebih bernilai kemanusiaan dan berkeadaban dengan memaksimalkan fungsi teknologi digital.

Tetapi untuk mewujudkannya, menurut Arie, sedari awal kita sudah berhadapan dengan tantangan menghadang terkait fenomena ruang digital yang kumuh tersebut. ”Kalau kekumuhan itu bisa ditata kelola lebih bersih dari hoaks dan ujaran kebencian, sehingga fungsi media sosial sebagai sarana ekspresi yang proporsional dan positif serta sarana kritik sosial yang efektif, maka langkah digitalisasi demokrasi lewat media sosial bisa diharapkan lebih bermakna,” papar Arie.

Arie berpendapat, peran media sosial saat ini dan ke depan masih sangat penting untuk mengawal proses demokrasi pasca reformasi. Karena peran tumbuh kembangnya demokrasi tidak bisa dibebankan pada keberadaan undang-undang dalam menata pranata hukum dan kehidupan bernegara. ”Yang mengawasi undang-undang agar berjalan sesuai tujuan harus tetap ada. Membuat undang-undang itu mudah, yang susah adalah menjaga agar undang-undang itu tidak konsluiting. Menjaga agar undang-undang bisa berjalan sesuai tujuan dibuatnya,” jabar Arie lebih jauh.

Arie tak sendiri mengurai diskusi menarik siang itu. Dipandu moderator Triwi Dyatmoko, juga tampil tiga pemateri lain, yakni: Zain Handoko (pengajar Pesantren Aswaja Nusantara), Fajar Nursahid (Direktur Eksekutif LP3ES dan dosen politik Universitas Bakrie Jakarta), Antovani Reza Pahlevi (CEO Shinta VR/Founder Pantoera.id) serta Sherrin Thania, musisi yang tampil sebagai key opinion leader.

Menata kekumuhan medsos butuh proses panjang. ”Riset kami di LP3ES tahun ini membuktikan, 48 persen warganet Indonesia memang punya kebiasaan men-share informasi yang dia dapat tanpa saring dan cek atau dipikir dulu. Mengapa? Mereka meyakini informasi yang didapat kalau bersumber dari teman atau sumber yang dia kenal dan percaya. Ini suatu kebiasaan yang perlu diperbaiki,” ujar Fajar Nursahid, Direktur Eksekutif LP3ES.

Caranya? Tingkatkan kemampuan literasinya. Tingkatkan wawasan yang tidak hanya cakap digital, tapi juga butuh daya nalar dan banyak literasi yang perlu dibaca, baik buku atau jurnal online yang banyak di media sosial untuk memperkaya wawasan agar tidak mudah emosi dan lebih mau menjaga kebiasaan untuk segera berbagi tanpa memastikan dulu kebenaran informasinya. ”Kebiasan ini penting untuk tidak mudah menyebar hoaks dan ujaran kebencian dalam media sosial yang dibaca banyak orang, di mana tentu akan direspon beragam tanggapan,” papar Fajar.

Mengkampanyekan budaya bermedsos yang cerdas, itu kunci pentingnya, sahut Arie Sujito. Yakni, bagaimana agar para pengisi media sosial belajar untuk semakin beradab, menghormati tata krama bermedia sosial yang etis. Sehingga ke depan kalau ada pilkada dan pilpres, para kontestan bisa memanfaatkan media sosial lebih bermartabat. Masyarakat pemilih bisa menyalurkan aspirasi dan masukan, juga kritik buat para peserta kontestan pilkada dan pilpres dengan tepat dan efektif.

”Dengan begitu, demokrasi dalam dunia digital akan menemukan marwah dan manfaat yang diinginkan oleh penggagasnya: menjadi bangsa yang cerdas, bermartabat, dan bermoral, baik di dunia maya maupun dunia nyata,” pungkas Arie Sujito, mantap. (*)




Tinggalkan Komentar

Terbaru Hari Ini

Bupati Jepara Tegaskan Proyek Jalan dan Irigasi Rampung Tepat Waktu dan Berkualitas

Bupati Jepara Tegaskan Proyek Jalan dan Irigasi Rampung Tepat Waktu dan Berkualitas

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Peduli Lingkungan, SMPN 1 Limpung Terima Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional

Peduli Lingkungan, SMPN 1 Limpung Terima Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng   Pendidikan
Mahasiswa China Belajar Wayang dan Gamelan di Jepara

Mahasiswa China Belajar Wayang dan Gamelan di Jepara

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Seni & Budaya
Efek Strategi Ekonomi Gubernur Luthfi, Wings Air Tambah 3 Rute Baru

Efek Strategi Ekonomi Gubernur Luthfi, Wings Air Tambah 3 Rute Baru

Ekonomi   Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
35 Kabupaten/Kota di Jateng Didorong Gelar Event Lari, Tonjolkan Keunikan Daerah

35 Kabupaten/Kota di Jateng Didorong Gelar Event Lari, Tonjolkan Keunikan Daerah

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Olahraga
Pelestarian Budaya Jawa Tengah Butuh Partisipasi Masyarakat

Pelestarian Budaya Jawa Tengah Butuh Partisipasi Masyarakat

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Seni & Budaya
Perluas Pasar Ekspor, 20 Pelaku UMKM Jateng Pamerkan Produk ke Malaysia dan Thailand

Perluas Pasar Ekspor, 20 Pelaku UMKM Jateng Pamerkan Produk ke Malaysia dan Thailand

Ekonomi   Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Penghafal Quran di Jateng Berhak Terima Bisyarah Tanpa Memandang Asal KTP

Penghafal Quran di Jateng Berhak Terima Bisyarah Tanpa Memandang Asal KTP

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Gubernur Luthfi Minta Pemerataan Dokter Gigi dan Mulut di Jateng

Gubernur Luthfi Minta Pemerataan Dokter Gigi dan Mulut di Jateng

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Kesehatan
Kunjungan Wisata Batang Tembus 1,5 Juta Pengunjung Sepanjang 2025

Kunjungan Wisata Batang Tembus 1,5 Juta Pengunjung Sepanjang 2025

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng   Wisata
Warga Batang Diimbau Rayakan Nataru Secara Sederhana

Warga Batang Diimbau Rayakan Nataru Secara Sederhana

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Pesta Tahun Baru di Batang Ditiadakan, Ini Gantinya

Pesta Tahun Baru di Batang Ditiadakan, Ini Gantinya

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Panggung Anak Desa Dadirejo, Pentas Seni SDN Dadirejo 02 Bikin Orang Tua Haru dan Bangga

Panggung Anak Desa Dadirejo, Pentas Seni SDN Dadirejo 02 Bikin Orang Tua Haru dan Bangga

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pendidikan
Nawal Yasin Gencarkan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara

Nawal Yasin Gencarkan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Abdi Nagari Award Diharap jadi Inspirasi ASN di Jateng Layani Masyarakat dengan Ikhlas

Abdi Nagari Award Diharap jadi Inspirasi ASN di Jateng Layani Masyarakat dengan Ikhlas

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pemerintahan
Sarasehan Guru Jepara Kuatkan Strategi Cegah Bullying di Sekolah

Sarasehan Guru Jepara Kuatkan Strategi Cegah Bullying di Sekolah

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pendidikan
Wakil Bupati Jepara Membuka Gelaran Semuria 2025

Wakil Bupati Jepara Membuka Gelaran Semuria 2025

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Jepara Gelar Rakor Kesiapsiagaan

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Jepara Gelar Rakor Kesiapsiagaan

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Kontingen Jepara Wakili Daerah di Ajang Kemah Internasional Pandu Ma’arif NU

Kontingen Jepara Wakili Daerah di Ajang Kemah Internasional Pandu Ma’arif NU

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Ribuan Obat Terlarang, Sabu, Ganja hingga Sajam Dimusnahkan

Ribuan Obat Terlarang, Sabu, Ganja hingga Sajam Dimusnahkan

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Close Ads X