Menerapkan Etika yang Sama di Dunia Nyata dan Maya

infojateng.id - 22 Agustus 2021
Menerapkan Etika yang Sama di Dunia Nyata dan Maya
Foto sisternet.co.id - (infojateng.id)
Penulis
|
Editor

KUDUS – Hadirnya teknologi internet sejak tahun 1980-an disadari makin mengubah perilaku hidup manusia dalam berbudaya. Baik itu berkomunikasi, berkarya, beraktivitas bisnis, mencari dan memproduksi informasi, lalu menyebarkannya.

Pasalnya, sejak ditemukan dan dikembangkan, teknologi internet berkembang cepat dan berpengaruh terhadap adab, perilaku kehidupan sehari-hari hingga kini makin terasa begitu banyak orang yang perilaku hidupnya kian tergantung pada peran teknologi internet.

“Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI) dalam riset tahun 2019 s.d 2020 saja, warganet kita sudah mencapai 73,7 persen dari populasi atau sekitar 196,7 juta warga yang aktif sebagai pengguna. Bahkan setiap hari mereka mengakses internet menghabiskan waktu sampai 3,5 sd 8 jam, baik lewat ponsel (63%), desktop komputer (18%) hingga tablet (8%). Jelas, ini besar pengaruhnya dalam kehidupan manusia, juga dalam perilaku budayanya,” ujar Ahmad Lutfi, direktur Pesantren Afaada Boyolali, saat mengawali webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Kudus, Jateng, 23 Juni lalu.

Dulu di zaman sebelum tiba era digital, pers hadir menjadi satu-satunya sumber produksi informasi. Itu pun produk informasinya masih ada batasan dan tidak bisa direspons langsung. Kadang baru ditanggapi sehari atau seminggu setelah informasi itu disampaikan lewat media cetak atau televisi.

“Kini, media sosial di era digital atau internet bisa ditanggapi real time dan langsung dikomentari, bahkan jadi diskusi publik. Hanya etika dan tata krama digital yang bisa menstop diskusi di ruang publik dan media digital saat ini. Karena teknologi internet saat ini membuat manusia bisa menjadi produsen dan pengguna informasi sekaligus,” ujar Ahmad Lutfi.

Perkembangan teknologi internet telah membuat manusia secara sadar menciptakan ruang baru, yakni ruang digital. Ruang digital yang tampil secara artifisial telah memindahkan nyaris semua aktivitas manusia di dunia nyata ke dunia baru, dunia maya. Kini, dengan internet manusia bisa mencari informasi, berkomunikasi secara langsung atau bersurat elektronik lebih cepat, mencetak media massa dan beredar lebih cepat, lebih luas, malah tanpa batas wilayah lagi.

“Dunia maya sekarang seolah menjadi substitusi artifisial yang hadir secara dekat, berdampingan dengan tata krama di dunia nyata. Ini yang oleh banyak warganet belum disadari. Terjadinya migrasi dari tata pergaulan dunia nyata ke tata pergaulan dunia maya sebenarnya etikanya sama. Dampak sosialnya juga sama, tapi banyak warganet yang merasa berbeda hingga sering menimbulkan gegar budaya dalam kehidupan di dunia nyata. Banyak warganet yang di dunia nyata bisa sopan dan menjaga tata krama, tapi ketika hadir di dunia maya malah emosional dan kasar, tak bisa menjaga ucapan dari yang ditulisnya di dunia maya. Ini yang mesti diperbaiki,” ujar Lutfi.

Sementara itu, mengutip Sabinus Bora Hanggawuwali, dosen dan peneliti dari UGM, dunia maya mempunyai risiko yang sama pentingnya untuk dijaga. Di dunia maya, dalam berperilaku, mengunggah konten atau statemen akan meninggalkan jejak digital. Kalau positif, akan meninggalkan citra dan nama baik yang bagus untuk kita di dunia nyata. “Tapi kalau jejak digital yang kita tinggal di dunia maya negatif, penuh dengan amarah dan tidak bertoleransi pada tetangga, suku, agama, dan lain-lain, itu juga akan berdampak buruk buat kita. Dan, jejak digital itu tak bisa dihapus. Ia akan melekat pada citra diri kita di dunia nyata. Kita sendiri yang rugi,” pesan Sabinus.

Ahmad Lutfi dan Sabinus Bora tampil dalam webinar literasi digital dengan topik “Manusia Berkebudayaan dalam Pergaulan Dunia Maya”, yang dipandu oleh moderator Nindy Gita. Selain mereka, tampil pula pembicara lain: M. Taufik Saputra (fasilitator dari Kaizen Room) dan Gilang Ramado (CEO CV Tripsona Indonesia), serta Suci Patia, entertainer yang tampil sebagai key opinion leader.

Untuk menjaga keseimbangan tata krama dan jejak digital kita di dua dunia yang berdampingan, kuncinya adalah jaga betul jempol kita agar tetap beretika. “Biasakan pikir dan jangan emosi sebelum posting info yang kita dapat. Pertimbangkan ada manfaatnya atau justru mudharat sharing info kita itu. Jejak digital yang baik akan berdampak baik, yang buruk akan bikin rusak nama dan karier kita. Jadi, jaga betul tingkah jempol kita. Tetap berbudaya dan beretika di dunia maya, karena runyam dampaknya di dunia nyata kalau sampai terlena,” pesan Sabinus, menutup diskusi. (*)




Tinggalkan Komentar

Terbaru Hari Ini

Batang Siagakan 353 Personel Amankan Nataru

Batang Siagakan 353 Personel Amankan Nataru

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Polres Jepara Siap Amankan Natal dan Tahun Baru

Polres Jepara Siap Amankan Natal dan Tahun Baru

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Polres Demak Tanam 500 Bibit Jati Dukung Penghijauan dan Mitigasi Bencana

Polres Demak Tanam 500 Bibit Jati Dukung Penghijauan dan Mitigasi Bencana

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Kapolres Klaten Cek Jalur Mudik Nataru hingga Kawasan Wisata Prambanan

Kapolres Klaten Cek Jalur Mudik Nataru hingga Kawasan Wisata Prambanan

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng
Bripda Khoirudin Raih Medali Perak Pencak Silat SEA Games 2025

Bripda Khoirudin Raih Medali Perak Pencak Silat SEA Games 2025

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng   Olahraga
Resmi! Mario Lemos Ditunjuk sebagai Direktur Teknik Persijap Jepara

Resmi! Mario Lemos Ditunjuk sebagai Direktur Teknik Persijap Jepara

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Olahraga
Ning Nawal Tegaskan Hari Ibu Momentum Penguatan Peran Perempuan di Masyarakat

Ning Nawal Tegaskan Hari Ibu Momentum Penguatan Peran Perempuan di Masyarakat

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Laporan Khusus   Pemerintahan
Revitalisasi Pabrik Garmen di Pemalang Serap 1.500 Pekerja

Revitalisasi Pabrik Garmen di Pemalang Serap 1.500 Pekerja

Ekonomi   Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Pemprov Jateng Telah Gelar GPM 2.436 Kali, Omzetnya Capai Rp45,7 Miliar

Pemprov Jateng Telah Gelar GPM 2.436 Kali, Omzetnya Capai Rp45,7 Miliar

Ekonomi   Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Boyolali Perkuat Ekosistem Pariwisata Melalui Desa Wisata Terintegrasi

Boyolali Perkuat Ekosistem Pariwisata Melalui Desa Wisata Terintegrasi

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng   Wisata
Hari Bela Negara, Taj Yasin: Ini Momentum Teguhkan Komitmen Jaga Keutuhan Bangsa

Hari Bela Negara, Taj Yasin: Ini Momentum Teguhkan Komitmen Jaga Keutuhan Bangsa

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Baznas Batang Tebarkan Manfaat bagi Para Mustahik

Baznas Batang Tebarkan Manfaat bagi Para Mustahik

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Batang Nusantara Expo Targetkan Nilai Transaksi Rp 2 Miliar

Batang Nusantara Expo Targetkan Nilai Transaksi Rp 2 Miliar

Ekonomi   Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
SMK Wikrama Jepara Tampilkan Produk Unggulan pada Ainul Burhan Fest

SMK Wikrama Jepara Tampilkan Produk Unggulan pada Ainul Burhan Fest

Info Jateng   Pendidikan
Bantuan Kemanusiaan Korban Bencana Sumbar Didistribusikan

Bantuan Kemanusiaan Korban Bencana Sumbar Didistribusikan

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Nawal Gandeng Tiktoker Hasan Sule, Kenalkan Wajib PAUD EMAS

Nawal Gandeng Tiktoker Hasan Sule, Kenalkan Wajib PAUD EMAS

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pendidikan
Tim Gabungan Sita 451 Bungkus Rokok Ilegal

Tim Gabungan Sita 451 Bungkus Rokok Ilegal

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Program RTLH di Jepara Terus Diperkuat

Program RTLH di Jepara Terus Diperkuat

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Bupati “Tantang” Jepara Peringkat 2 Besar Porprov Jateng 2026

Bupati “Tantang” Jepara Peringkat 2 Besar Porprov Jateng 2026

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Olahraga
Pemandian Air Panas Tuk Gono Manjakan Wisatawan Libur Nataru

Pemandian Air Panas Tuk Gono Manjakan Wisatawan Libur Nataru

Info Jateng   Wisata
Close Ads X