Internalisasi Pancasila Era Digital untuk Menghadapi Bonus Demografi

infojateng.id - 24 Agustus 2021
Internalisasi Pancasila Era Digital untuk Menghadapi Bonus Demografi
Foto alinea.id - (infojateng.id)
Penulis
|
Editor

BREBES – Pancasila sebagai dasar negara merupakan kristalisasi dari nilai-nilai keyakinan, adat istiadat, perilaku sosial bermasyarakat, sistem budaya, yang telah lama hidup dan dipedomani oleh masyarakat yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke. Intinya, Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

”Pancasila sejatinya juga sebuah ideologi terbuka, dalam arti menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa,” kata penulis skenario Tatty Aprilyana saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital bertema ”Menjadi Masyarakat Pancasila di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk warga masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Selasa (24/8/2021).

Tatty Aprilyana menyatakan, era digital memiliki perbedaan signifikan dengan era sebelumnya. Lalu, apa yang berbeda dengan era sebelumnya? Mungkin karena jaraknya yang masih dekat dengan kemerdekaan, sehingga era sebelum digital masih banyak kesamaan rasa, semangat maupun problem yang dihadapi.

”Tentu situasi dan kondisi era sebelumnya berbeda jauh dengan era digital kini. Kemajuan teknologi digital telah mengubah sikap dan pola perilaku manusia. Ini sebuah fakta yang tidak bisa dihindari, sekaligus sesuatu yang mungkin tidak pernah dibayangkan oleh orang pada masa lalu,” ungkap Aprilyana.

Menjadi masyarakat Pancasila di era digital, lanjut Aprilyana, memiliki tantangan yang harus dihadapi dalam hal kemudahan, keterbukaan, dan luasnya terhadap akses informasi sebagai ciri era digital. Sehingga, ada akibat yang harus diwaspadai seperti radikalisme, konsumerisme, bonus demografi, dan eksklusivisme sosial.

Radikalisme berbasis agama, sebut Aprilyana, jelas tidak sesuai dengan nilai Pancasila. Sedangkan bahaya konsumerisme dalam jangka panjang akan membentuk masyarakat yang tidak produktif karena hanya mengandalkan hasil karya orang lain yang belum tentu sesuai dengan adat budaya kebiasaan kita.

”Selain itu, kita juga harus mewaspadai adanya bonus demografi yang jika salah dalam pengelolaannya justru akan menjadi bumerang. Sama halnya eksklusivisme sosial yang berpotensi memecah keutuhan bangsa akibat politisasi agama serta polarisasi dan fragmentasi sosial berbasis SARA,” tegas Aprilyana di depan hampir 200-an partisipan webinar.

Untuk itu, tegas Aprilyana, penting menanamkan Pancasila sebagai ideologi toleransi, pluralisme, dan multikulturalisme kepada segenap bangsa melalui kanal media digital, pendidikan warga di sekolah, penguatan nilai Pancasila di aparatur negara.

Narasumber lain dalam webinar ini, Kepala MAN 4 Kebumen Muhammad Siswanto mengatakan, Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa pernah mengalami beberapa kali upaya percobaan menggantinya. Upaya terbesar hingga berakhir tragis ialah pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis yang tergabung dalam gerakan G30.S-PKI.

Hingga kini, kata Siswanto, ancaman terhadap Pancasila pun mesti terus diwaspadai, lantaran ancaman tersebut bisa berasal dari dalam (internal) maupun bersifat eksternal. ”Internal misalnya separatisme, radikalisme terorisme, ekstrem kanan kiri, dan lain-lain. Eksternal contohnya ideologi transnasional dan budaya asing yang tidak sesuai Pancasila,” sebutnya.

Pancasila menurut Muhammad Siswanto sudah final. Hal itu seperti tercantum dalam deklarasi hubungan Pancasila dengan Islam oleh organisasi kaum nahdliyin (NU) maupun organisasi Muhammadiyah yang menyatakan ’Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Al-Syahadah’. Konsep tersebut didasarkan pada ideologi dan pemikiran resmi organisasi yang diharapkan menjadi landasan, orientasi pemikiran dan tindakan bagi warga Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

”Negara Pancasila dipahami sebagai paham ideologi negara hasil konsensus segenap elemen bangsa (dar al-ahdi) dan sekaligus sebagai tempat pembuktian atas kesaksian (dar al-syahadah) untuk mewujudkan negara yang aman dan damai (dar al-salam),” jelas Siswanto.

Pada era digital, imbuh Siswanto, membumikan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika ke media digital menjadi keharusan. Caranya bisa dengan menginternalisasikan kepada masyarakat sebagai warga negara digital (digital citizenship).

”Internalisasikan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar negara untuk mempersatukan warga digital Indonesia. Nilai-nilai Pancasila seyogianya melandasi sikap dan perbuatan setiap warga negara, baik di dunia digital maupun di dunia nyata,” pungkas Muhammad Siswanto.

Webinar yang dipandu oleh moderator presenter Mafin Rizqi itu, juga menampilkan narasumber Iwan Gunawan (praktisi community development), Imam Gozali (Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kabupaten Brebes), dan musisi Mona Larisa selaku key opinion leader. (*)




Tinggalkan Komentar

Terbaru Hari Ini

Peduli Lingkungan, SMPN 1 Limpung Terima Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional

Peduli Lingkungan, SMPN 1 Limpung Terima Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng   Pendidikan
Mahasiswa China Belajar Wayang dan Gamelan di Jepara

Mahasiswa China Belajar Wayang dan Gamelan di Jepara

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Seni & Budaya
Efek Strategi Ekonomi Gubernur Luthfi, Wings Air Tambah 3 Rute Baru

Efek Strategi Ekonomi Gubernur Luthfi, Wings Air Tambah 3 Rute Baru

Ekonomi   Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
35 Kabupaten/Kota di Jateng Didorong Gelar Event Lari, Tonjolkan Keunikan Daerah

35 Kabupaten/Kota di Jateng Didorong Gelar Event Lari, Tonjolkan Keunikan Daerah

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Olahraga
Pelestarian Budaya Jawa Tengah Butuh Partisipasi Masyarakat

Pelestarian Budaya Jawa Tengah Butuh Partisipasi Masyarakat

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Seni & Budaya
Perluas Pasar Ekspor, 20 Pelaku UMKM Jateng Pamerkan Produk ke Malaysia dan Thailand

Perluas Pasar Ekspor, 20 Pelaku UMKM Jateng Pamerkan Produk ke Malaysia dan Thailand

Ekonomi   Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Penghafal Quran di Jateng Berhak Terima Bisyarah Tanpa Memandang Asal KTP

Penghafal Quran di Jateng Berhak Terima Bisyarah Tanpa Memandang Asal KTP

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Gubernur Luthfi Minta Pemerataan Dokter Gigi dan Mulut di Jateng

Gubernur Luthfi Minta Pemerataan Dokter Gigi dan Mulut di Jateng

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Kesehatan
Kunjungan Wisata Batang Tembus 1,5 Juta Pengunjung Sepanjang 2025

Kunjungan Wisata Batang Tembus 1,5 Juta Pengunjung Sepanjang 2025

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng   Wisata
Warga Batang Diimbau Rayakan Nataru Secara Sederhana

Warga Batang Diimbau Rayakan Nataru Secara Sederhana

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Pesta Tahun Baru di Batang Ditiadakan, Ini Gantinya

Pesta Tahun Baru di Batang Ditiadakan, Ini Gantinya

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Panggung Anak Desa Dadirejo, Pentas Seni SDN Dadirejo 02 Bikin Orang Tua Haru dan Bangga

Panggung Anak Desa Dadirejo, Pentas Seni SDN Dadirejo 02 Bikin Orang Tua Haru dan Bangga

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pendidikan
Nawal Yasin Gencarkan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara

Nawal Yasin Gencarkan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Abdi Nagari Award Diharap jadi Inspirasi ASN di Jateng Layani Masyarakat dengan Ikhlas

Abdi Nagari Award Diharap jadi Inspirasi ASN di Jateng Layani Masyarakat dengan Ikhlas

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pemerintahan
Sarasehan Guru Jepara Kuatkan Strategi Cegah Bullying di Sekolah

Sarasehan Guru Jepara Kuatkan Strategi Cegah Bullying di Sekolah

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pendidikan
Wakil Bupati Jepara Membuka Gelaran Semuria 2025

Wakil Bupati Jepara Membuka Gelaran Semuria 2025

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Jepara Gelar Rakor Kesiapsiagaan

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Jepara Gelar Rakor Kesiapsiagaan

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Kontingen Jepara Wakili Daerah di Ajang Kemah Internasional Pandu Ma’arif NU

Kontingen Jepara Wakili Daerah di Ajang Kemah Internasional Pandu Ma’arif NU

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Ribuan Obat Terlarang, Sabu, Ganja hingga Sajam Dimusnahkan

Ribuan Obat Terlarang, Sabu, Ganja hingga Sajam Dimusnahkan

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Jelang Nataru, Harga Kepokmas di Pasar Batang Naik 50 Persen

Jelang Nataru, Harga Kepokmas di Pasar Batang Naik 50 Persen

Ekonomi   Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Close Ads X