Jepara, Infojateng.id – Menjadi Polisi Wanita (Polwan) bukan merupakan profesi yang mudah, terlebih lagi di dalam profesi ini mayoritas adalah laki laki.
Secara kodrat kemampuan fisik tentu wanita akan kalah, selain harus memiliki ketahanan fisik yang bagus, para Polwan harus memiliki kompetensi di bidang pendidikan, sehingga akan menjadi nilai tambah bagi mereka.
Anggota Polri yang memiliki Kompetensi dan Pengetahuan di bidang pendidikan pasti akan lebih berpengetahuan dan dinilai lebih tinggi didalam lingkungan masyarakat.
Semakin tinggi pendidikan juga tentu berpengaruh pada pola pikir yang lebih luas dan lebih kritis, sehingga ke depan ilmu dan karya ilmiah yang diperoleh dapat meningkatkan citra positif bagi profesi Polisi.
Gelar magister dan doktor merupakan gelar yang tinggi di bidang pendidikan. Sebagian banyak orang akan berpikir ketika telah bekerja pasti akan mengesampingkan pendidikan.
Namun pada kenyataannya pendidikan yang akan menuntun kita di dalam kehidupan dan pekerjaan.
Pendidikan tinggi bagi seorang polisi tentunya akan sangat bermanfaat saat berkiprah di dalam lingkungan masyarakat sebagai penegak hukum.
Tentunya tidak semua Polisi apalagi Polwan memiliki gelar pendidikan yang tinggi. Di Polda Jawa Tengah sendiri terdapat sosok polwan yang memiliki gelar Doktor, yakni Bripka Ratih Candra Ayu.
Bripka Ratih Candra Ayu merupakan seorang Polwan pertama bergelar Doktor di Polres Jepara.
Ratih sapaan akrabnya, termotivasi menyelesaikan pendidikan S3 berkat dukungan keluarga, pimpinan, rekan kerja, dan para dosen yang membimbingnya.
Hal itu diungkapkan Bripka Ratih yang baru saja lulus Doktor Ilmu Manajemen (PDIM), Fakultas Ekonomi (FE) dari Universitas Sultan Agung Semarang pada bulan Desember 2023 lalu.
“Sebetulnya mendaftar S3 itu tidak sengaja, karena pada saat itu Unissula mengadakan kuliah kerjasama S2 dengan Polres Jepara,” kata Ratih saat ditemui disela-sela kegiatannya di Mapolres Jepara, Selasa (25/6/2024).
Ia menjelaskan, setelah lulus S2 pada tahun 2016, dirinya justru mendapatkan tawaran kuliah S3 di almamaternya yakni Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang.
“Saya disuruh melanjutkan ke S3. Saya nanya ke dekan S2, kira-kira saya mampu tidak ya, dan beliau bilang pasti bisa karena didampingi Dosen dan Pembimbing yang berkompeten,” ucap Ratih yang mendaftar kuliah pada saat pandemi Covid-19.
Dikatakan, dirinya sempat merasa minder karena latar belakang rekan-rekan kuliahnya yang sebagian besar Kepala Kejaksaan, pengacara senior dan profesi dosen.
“Jadi saya bener-benar termotivasi dan semangat, untuk menyelesaikan Pendidikan tepat waktu,” tuturnya.
Selain itu, dirinya juga mengaku banyak kontribusi dan pelibatan pimpinan, akademisi, rekan kerja dan tokoh agama Kabupaten Jepara saat penyusunan disertasi dan proses menyelesaikan pendidikan S3-nya itu.
“Saya masuk kuliah awal tahun 2020. Di tengah perjalanan, ternyata banyak tantangan juga, terutama pada saat penyusunan disertasi,” ungkapnya.
“Karena saya menyadari, saya bukan orang pandai, tapi saya senang belajar,” lanjut ibunda dari Muhammad Akbar Wibowo.
Istri Aipda Aries Wibowo ini bersyukur, selama menjalani beragam tahapan dengan lancar karena adanya dukungan dari keluarga yang membuatnya lulus tepat waktu.
“Tahapan ujian sebanyak 7 kali mulai dari ujian kolokium, ujian proposal, ujian seminar hasil, ujian tertutup dan ujian terbuka. Hal itu membuat saya semangat untuk maju terus menyelesaikan penelitian desertasi yang diajukan,” ujar perempuan yang pernah menempuh gelar S1 IKIP Veteran Semarang dan Magister Manajemen (MM) Unissula ini.
Selama kuliah S3, lanjut dia, dirinya masih bisa ada waktu bersama keluarga dan pekerjaannya sebagai Polwan.
Pasalnya, kuliah yang dijalani hanya pada saat akhir pekan, sehingga masih bisa membagi waktu antara dinas di kepolisian dan memperhatikan suami dan anak-anaknya.
“Suami yang paling support. Luar biasa dia mau berbagi waktu untuk menemani anak-anak saat saya lagi kuliah, walaupun beliau juga harus berdinas,” tuturnya.
“Begitu juga saat beliau ada tugas dinas dan saya pas lagi di rumah, tetap kuliah sambil menemani anak anak. Anak-anak juga nggak protes, malah bilang Mama kuliah yang semangat, segera lulus,” tambahnya.
Berkat dukungan dari anak dan suami, Bripka Ratih lulus tepat waktu di tahun 2023 lalu.
Kini, dengan gelar Doktor yang disandangnya itu bisa menjadikan dirinya berbagi ilmu dengan rekan kerja hingga masyarakat.
“Apa yang saya dapatkan selama kuliah, berkahnya luar biasa. Saya bisa ikut mengajar berbagi ilmu, dan semoga apa yang saya miliki sekarang bisa memberikan manfaat bagi organisasi dan keluarga,” kata dia.
Bahkan, anak buah dari Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan tidak jarang memberikan support kepada teman-temannya untuk bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi.
“Karena masyarakat sekarang semakin pinter, kita sebagai penegak hukum tentunya harus mengimbanginya,” jelasnya.
Apalagi teknologi semakin canggih, kita harus mengikuti perkembangan zaman. Dengan penambahan ilmu, otomatis pola pikir kita juga akan beda.
“Menjadi sosok yang bergelar Doktor harus menjadi teladan dimanapun kita berada seperti di lingkungan kerja. Kita juga harus bisa menjadi panutan di masyarakat,” tutup Ratih yang bertugas di Satuan Lalu lintas (Satlantas) Polres Jepara. (eko/redaksi)