Cilacap, Infojateng.id – Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) akan berakhir pada Oktober 2024 mendatang.
Sejak awal pelaksanaan, AIHSP di Cilacap mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk kelompok disabilitas dan kelompok rentan lainnya.
Untuk memantapkan keberhasilan program ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap melalui AIHSP menggelar acara Diseminasi Kolaborasi Puskesmas dan Puskeswan dan Tim Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru (PIB) di Kabupaten Cilacap bertempat di Hotel Dafam Cilacap, Kamis (29/8/2024).
Acara dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Jarot Prasojo, Senior Technical Program Manager – Animal Health AIHSP Joko Daryono, Provincial Coordinator AIHSP Jawa Tengah Hartanto Hardjono.
Hadir pula perwakilan dari Instansi Kementrian, Intansi Provinsi, Instansi vertikal Kementrian dan Provinsi, OPD Puskesmas, Puskeswan, dan mitra lainnya.
Kolaborasi Puskesmas dan Puskeswan yang telah dilakukan dapat menjadi contoh, dimana kolaborasi antar lembaga pemerintah dapat memberikan dampak dan daya ungkit yang lebih besar ketika melibatkan lintas sektor, dan masyarakat.
AIHSP juga mendorong penguatan manajemen kegiatan dengan disain serta pelaksanaan kegiatan secara partisipatif untuk memastikan semua potensi peserta dapat disumbangkan untuk keberhasilan program.
Provincial Coordinator AIHSP Jawa Tengah Hartanto Hardjono, dalam laporannya menyampaikan, untuk memperkuat upaya pencegahan, deteksi dan respon secara terpadu dalam menghadapi ancaman Zoonosis dan PIB yang berkelanjutan, perlu kolaborasi antara kedua sektor, serta dukungan dari berbagai pihak, terutama anggota Tim Zoonosis dan PIB.
Sementara itu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Jarot Prasojo saat membuka acara menyampaikan, kegiatan ini tentunya sangat penting dan strategis, sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia).
“Kita lakukan pendekatan One Health agar dapat memastikan kesehatan hewan, manusia dan lingkungan saling terintegrasi dengan baik untuk mewujudkan kesejahteraan yang optimal khususnya di wilayah Kabupaten Cilacap,” jelas Jarot.
Menurutnya, komunikasi, kerjasama, kolaborasi dan koordinasi dari sektor kesehatan hewan, manusia dan lingkungan merupakan hal yang utama untuk membangun sistem pemerintahan dan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman kesehatan yang bisa terjadi di kemudian hari, sehingga ancaman Zoonosis dan PIB dapat diantisipasi.
Jejaring yang sudah terbangun lewat kegiatan AIHSP perlu tetap dipelihara melalui kegiatan rutin Pemkab maupun kegiatan program mitra pembangunan lainnya.
“Tujuannya untuk memastikan program Pemkab dapat menjangkau dan memberikan manfaat langsung bagi seluruh lapisan Masyarakat,” terangnya.
Di akhir acara, Kepala Bappeda Kabupaten Cilacap Sujito menyampaikan beberapa poin penting diantaranya, peserta diharapkan mampu menyampakan upaya mengendalikan zoonosis dan PIB kepada masyarakat.
Kegiatan ini berkaitan dengan pencapaian visi Kabupaten Cilacap 20 tahun ke depan, yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Cilacap 2025 – 2045, yaitu Cilacap sebagai pendukung pangan Jawa Tengah.
Tim yang terdiri dari berbagai unsur menyebabkan ”koordinasi” menjadi kata kunci kesuksesan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, monitoring dan evaluasi sangat penting untuk mengukur progres pelaksanakan kegiatan yang telah dilakukan.
Melalui kegiatan ini diharapkan penyakit zoonosis dan PIB dapat dikendalikan. (eko/redaksi)