Blitar, Infojateng.id — Sri Rahayu, politikus tangguh dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), ia mencuri perhatian di Pemilu 2024. Bertarung di daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur VI, yang meliputi Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri, dan Kota Kediri, Sri Rahayu membuktikan bahwa komitmen politiknya tak pernah pudar.
Lahir di Nganjuk pada 3 Februari 1960, kini Sri Rahayu berusia 64 tahun. Sebelumnya, ia duduk di DPRD Jawa Timur Komisi IX, menangani urusan kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan. Sejak 2009, ia sudah menjadi anggota DPR dan tak diragukan lagi merupakan salah satu politisi senior di kancah nasional.
Karier politik Sri Rahayu dimulai sejak masa kuliah di IKIP Negeri Malang (sekarang Universitas Negeri Malang), ketika ia sudah aktif di organisasi politik akar rumput. Pada tahun 1982, ia menjabat sebagai Bendahara Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kota Malang. Jiwa “banteng” yang loyal pada PDIP memang sudah mengalir sejak muda. Tak hanya itu, antara tahun 2000 hingga 2005, Sri Rahayu juga memegang peran penting sebagai bendahara di DPC PDI Perjuangan Jawa Timur.
Di Pemilu 2024, Sri Rahayu berhasil meraih suara terbanyak kedua di Dapil Jawa Timur VI, dengan perolehan 111.284 suara, di bawah Pulung Agustanto, adik dari mantan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang meraih 165.869 suara. PDIP berhasil mengamankan dua kursi DPR di dapil ini, menandakan kekuatan basis massa mereka di wilayah tersebut. Meski demikian, perolehan suara Romy Soekarno, yang berada di posisi keempat dengan 51.245 suara, cukup jauh tertinggal.
Namun, kabar menarik datang dari sesama politisi PDIP, Arteria Dahlan, yang mengungkapkan bahwa Sri Rahayu sempat diminta mundur untuk memberi ruang bagi Romy Soekarno sebagai kader PDIP. Arteria menyatakan ia bertemu dengan Rahayu sekitar tiga pekan sebelum 23 September 2024. “Saya bilang, ‘Terserah Mbak Yayuk,’” ujar Arteria.
Dengan pengalaman panjang dan kontribusinya terhadap PDIP, Sri Rahayu menunjukkan bahwa loyalitas dan komitmen merupakan dua faktor penting dalam karier politiknya. Kiprah Sri Rahayu di dapil Jawa Timur VI adalah bukti nyata bagaimana ia terus memperjuangkan aspirasi masyarakat, khususnya di wilayah Blitar, Kediri, dan Tulungagung.
Ke depan, Sri Rahayu tetap bertekad untuk terus memperkuat posisinya di kancah politik nasional dan mengabdikan dirinya bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. (one/redaksi)