Idul Fitri Kudus Kulon, Toples dan Cangkir Mini

infojateng.id - 29 Maret 2025
Idul Fitri Kudus Kulon, Toples dan Cangkir Mini
Achmad Hilal Madjdi - (infojateng.id)
Penulis
|
Editor

*Oleh Achmad Hilal Madjdi

Konon Kudus kulon, suatu kawasan sebelah barat jembatan Kaligelis atau Kudus belahan barat utamanya sekitar Menara Kudus dikenal sebagai kawasan pelit. Penghuninya tidak begitu suka berbagi rejeki. Entah ini mitos, legenda, cerita lisan, tradisi atau realita tak seorangpun di Kudus kulon bisa menjawab dengan pasti. Apalagi referensi, buku ataupun jurnal.

Seingat saya yang sejak kecil sampai dewasa hidup di Kudus kulon (asli wong Kudus kulon), kebersamaan dan kekerabatan masyarakat Kudus kulon saat itu tidak bisa identik dengan perilaku pelit seperti yang dituturkan. Misalnya, setiap muludan (maulud nabi Muhammad SAW), masyarakat Kudus kulon saling berbagi “golok-golok mentok”- nasi kuning lengkap dengan lauk pauknya yang dikemas dalam suatu wadah terbuat dari anyaman Bambu dihias kertas warna-warni. Memang tak seberapa banyak. Namun sangat dinanti dan disukai anak-anak. Biasanya dapat beberapa “golok-golok mentok” karena ada beberapa keluarga yang berbagi.

Masih di Muludan, pada acara “berjanjenan” (pembacaan kita albarjanji) anak-anak datang ke masjid dengan membawa makanan dari rumah (biasanya nasi satu nampan lengkap dengan lauk pauknya) ke masjid. Selesai acara makanan -makanan itu dibagi secara acak.

Saat akhir Ramadhan, para aghniya’ Kudus kulon juga berbagi zakat mal. Jadi sepertinya atribut “pelit” kawasan Kudus kulon jauh panggang dari api.

Cangkir dan Toples Mini

Mungkin dua perangkat makanan dan minuman ini (cangkir dan toples mini) yang memantik lahirnya sebutan Kudus kulon pelit. Dua perangkat mini ini memang tersajikan di meja tamu rumah-runah di kawasan Kudus kulon di masa lalu (seingat saya saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar sampai Sekolah Mengah Pertama/ sebelum tahun 1980-an). Biasanya saat Idul Fitri selama sampai kupatan atau bada kupat menurut orang Kudus kulon.

Sebagai gambaran, toples mini itu memang mini namun dapat diisi kue-kue lebaran. Menjadi unik karena untuk dapat mengambil kue di dalamnya, tamu hanya bisa menggunakan dua jari tangannya sehingga yang terambil pasti satu kue saja. Toples ini benar-benar mini, karena bergaris tengah dan tinggi tak lebih dari sepuluh sentimeter. Sementara cangkir mininya hanya bisa diisi seteguk-dua teguk air minum. Seingat saya tidak semua rumah di kawasan Kudus kulon mempunyai dua wadah antik itu. Artinya rumah lain banyak juga yang menyajikan kue dan minuman lebaran dalam toples dan gelas lebih besar.

Menariknya perangkat-perangkat antik tersebut dikeluarkan hanya saat Idul Fitri. Selepas Idul Fitri dua peraralatan itu kembali disimpan di almari. Tamu-tamu di luar masa Idul Fitri disuguhi minuman dalam gelas besar. Jika ada makanan, pun disajikan dalam wadah yang lebih besar.

Lalu adakah nilai- nilai tetentu yang hendak diasuhkan kepada masyarakat dalam kemasan toples dan cangkir mini di atas? Beberapa sesepuh yang masih bisa diajak diskusi menuturkan, bahwa tradisi masyarakat Kudus kulon dalam setiap Idul Fitri adalah bersilaturahim dari rumah ke rumah, baik ke tetangga maupun sanak famili. Sering anjangsana ini dilakukan dalam satu putaran masa sehingga langsung tertunaikan dalam waktu yang singkat.

Di sinilah awal mula tersajikannya kue dalam toples mini dan minuman dalam cangkir mini. Para tetamu hanya singgah dalam waktu singkat dan tak sempat makan/ minum apa yang disuguhkan. Menyediakan kue lebaran dalam jumlah banyak dan ditaruh dalam toples besar akan sia-sia, suatu pemborosan. Jika harus minum, tak lebih dari seteguk dua teguk. Jelas penyajian minuman dalam gelas besar akan mubadzir.

Tampaknya sajian kue dalam toples mini dan minuman dalam cangkir kecil bukan ganbaran betapa pelitnya masyarakat Kudus kulon. Apalagi tidak semua rumah di kawasan Kudus kulon menyajikan kue dan minuman lebaran dengan cara yang sama. Ada pesan moral atau nilai penting yang dituturkan, bahwa perilaku mubadzir terhadap makanan dan minuman adalah merugikan ummat manusia. Perikaku mubadzir adalah adalah teman syaithon.

Selain itu, sebagai masyarakat yang berwirausaha, belanja barang, makanan dan minumanpun harus dikelola dalam koridor manajemen bisnis, efisien dan efektif.

Wallahu’alam biish showab.

*Penulis adalah Guru Besar pada Magister Pendidikan Bahasa Inggris (MPBI) Universitas Muria Kudus (UMK)




Tinggalkan Komentar

Terbaru Hari Ini

KIP Apresiasi Komitmen Gubernur Luthfi terhadap Keterbukaan Informasi di Jateng

KIP Apresiasi Komitmen Gubernur Luthfi terhadap Keterbukaan Informasi di Jateng

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pemerintahan
Wagub Jateng: KH Raden Asnawi Sosok yang Mampu Warnai Kehidupan Spiritual di Kudus

Wagub Jateng: KH Raden Asnawi Sosok yang Mampu Warnai Kehidupan Spiritual di Kudus

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Sudut Pandang
Satpol PP Jepara dan Tim Gabungan Lanjutkan Operasi Rokok Ilegal

Satpol PP Jepara dan Tim Gabungan Lanjutkan Operasi Rokok Ilegal

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Jepara Menerima Apresiasi WBTb 2025 dari Kemenbud

Jepara Menerima Apresiasi WBTb 2025 dari Kemenbud

Info Jateng   Laporan Khusus
Kabupaten Banggai Tertarik Inovasi PAUD Emas Gagasan Nawal Yasin

Kabupaten Banggai Tertarik Inovasi PAUD Emas Gagasan Nawal Yasin

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pendidikan
Jalan Menuju Benteng Portugis dan Tempur Jadi Mulus, Perkuat Konektivitas dan Pariwisata

Jalan Menuju Benteng Portugis dan Tempur Jadi Mulus, Perkuat Konektivitas dan Pariwisata

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Bupati Witiarso Cek Pembangunan Irigasi, Perkuat Progam Ketahanan Pangan

Bupati Witiarso Cek Pembangunan Irigasi, Perkuat Progam Ketahanan Pangan

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Keluarga Besar Kodim 0719 Jepara Lepas Letkol Khoirul Cahyadi

Keluarga Besar Kodim 0719 Jepara Lepas Letkol Khoirul Cahyadi

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Gubernur Luthfi: Inti Pelayanan Publik adalah Kesetaraan dan Kepuasan Masyarakat

Gubernur Luthfi: Inti Pelayanan Publik adalah Kesetaraan dan Kepuasan Masyarakat

Info Jateng   Laporan Khusus
Pemprov akan Evaluasi Aktivitas Tambang di Jateng

Pemprov akan Evaluasi Aktivitas Tambang di Jateng

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Kondisi Rusunawa Juwana Masih Sepi Penghuni, Baru Terisi 30 Persen

Kondisi Rusunawa Juwana Masih Sepi Penghuni, Baru Terisi 30 Persen

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Laporan Khusus
Terbanyak Sumbang WBTbI Se-Indonesia, Jateng Raih Penghargaan Kemenbud

Terbanyak Sumbang WBTbI Se-Indonesia, Jateng Raih Penghargaan Kemenbud

Info Jateng   Laporan Khusus
Jawa Tengah Borong Anugerah Data Pendidikan 2025

Jawa Tengah Borong Anugerah Data Pendidikan 2025

Info Jateng   Laporan Khusus   Pendidikan
50 Kelompok Seni di Boyolali Ikuti Peningkatan Kapasitas

50 Kelompok Seni di Boyolali Ikuti Peningkatan Kapasitas

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng
Bupati Boyolali Mutasi Ratusan Guru dan Kepala Sekolah, Ada Apa?

Bupati Boyolali Mutasi Ratusan Guru dan Kepala Sekolah, Ada Apa?

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng   Pemerintahan   Pendidikan
Proyek KPBU PJU Masuki Tahap Penyiapan Transaksi

Proyek KPBU PJU Masuki Tahap Penyiapan Transaksi

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Ini 8 Fokus Perhatian Jepara Jelang Nataru

Ini 8 Fokus Perhatian Jepara Jelang Nataru

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Pemanfaatan LSD-LP2B Diatur Ketat, Ganti Rugi Jadi Syarat

Pemanfaatan LSD-LP2B Diatur Ketat, Ganti Rugi Jadi Syarat

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Pengelola Lingkungan Hidup di Boyolali Raih Abhinawa Anugraha

Pengelola Lingkungan Hidup di Boyolali Raih Abhinawa Anugraha

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng
Polres Batang Luncurkan Chat Pak Polisi dan Ngobrol Kamtibmas

Polres Batang Luncurkan Chat Pak Polisi dan Ngobrol Kamtibmas

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Close Ads X