Infojateng.id – Meskipun telah memasuki musim kemarau, cuaca ekstrem kembali melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Hujan deras yang masih mengguyur, menyebabkan banjir di beberapa daerah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kondisi ini sebagai fenomena “kemarau basah”. BMKG juga telah mengeluarkan peringatan siaga cuaca ekstrem untuk tanggal 23–24 Mei 2025.
Pada Jumat (23/5/2025), BMKG mencatat wilayah Jawa Tengah berada dalam status siaga, dengan potensi hujan lebat hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang.
BMKG juga menyatakan status peringatan diturunkan menjadi waspada, pada Sabtu (24/5/2025), namun potensi hujan sedang hingga lebat masih tetap mengintai.
“Gangguan atmosfer seperti suhu muka laut yang lebih hangat dan angin monsun yang tetap aktif menjadi faktor utama yang memperkuat kondisi ekstrem ini,” jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.
Fenomena “Kemarau Basah”: Dampak Perubahan Iklim
Fenomena “kemarau basah” terjadi ketika curah hujan masih tinggi meskipun secara kalender telah memasuki musim kemarau. BMKG menyebut hal ini sebagai dampak dari dinamika atmosfer global yang belum stabil.
Menurut BMKG, kondisi ini berpotensi berlangsung hingga beberapa bulan ke depan dan menjadi tantangan dalam pengelolaan risiko bencana hidrometeorologi.
Banjir Pati dan Semarang: Tanggul Jebol, Jalan Terendam
Di Kabupaten Pati, hujan deras yang berlangsung sejak Senin (19/5/2025), menyebabkan jebolnya tanggul Sungai Widodaren yang berdampat di tiga desa, yakni Desa Ketitang Wetan dan Ngening (Kecamatan Batangan), serta Sidoarum (Kecamatan Jakenan).
Akibatnya, ratusan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air antara 30–70 cm. Warga menyebut banjir datang secara tiba-tiba pada dini hari.
Sementara itu, di Kota Semarang, genangan air melumpuhkan beberapa titik jalan utama, termasuk kawasan Simpang Lima, akibat hujan deras yang terjadi sejak Rabu malam hingga Kamis pagi. Aktivitas warga dan arus lalu lintas terganggu.
Imbauan BMKG dan Antisipasi Masyarakat
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah Jawa Tengah untuk tetap siaga dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor.
Masyarakat diharapkan terus memantau informasi cuaca dari kanal resmi BMKG dan tidak mudah terpancing oleh informasi yang tidak valid. (eko/redaksi)