Boyolali, infojateng.id – Siswa-siswi SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Banyudono, Kabupaten Boyolali, menggelar doa bersama, Salat Gaib dan aksi galang dana untuk para korban banjir yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra.
Kegiatan yang digelar di Masjid sekolah itu berlangsung dengan suasana khidmat dan diikuti oleh seluruh siswa, tenaga pendidik, serta jajaran pimpinan sekolah.
Sejak pagi, para siswa telah berkumpul untuk mengikuti kegiatan doa bersama dan Salat Gaib yang dipimpin oleh kepala sekolah.
Dalam tausiyah yang disampaikan sebelum salat, pembina mengajak para siswa mendoakan keselamatan, ketabahan, dan kekuatan bagi masyarakat yang sedang menghadapi musibah banjir.
Usai Salat Gaib, kegiatan dilanjutkan dengan penggalangan dana yang dilakukan secara terstruktur oleh panitia sekolah.
Para siswa terlihat antusias memasukkan uang saku yang mereka sisihkan ke dalam kotak-kotak donasi yang telah disediakan.
Bahkan beberapa siswa membawa donasi tambahan dari rumah untuk turut meringankan beban saudara-saudara di wilayah bencana.
Salah seorang siswa, Riski Khoirul Mubarok mengaku senang mengikuti salat gaib dan mendoakan korban banjir di Sumatera dan Aceh.
“Semoga musibah banjir di Sumatera dan Aceh segera pulih kembali,” kata Riski.
Sementara Kepala SD Muhammadiyah PK Banyudono, Pujiono menyampaikan, para siswa melakukan salat gaib, doa bersama dan dilanjutkan galang dana untuk warga yang tertimpa musibah banjir di Aceh dan Sumatera.
“Galang dana ini adalah aksi kepedulian para siswa dan guru untuk dapat meringankan warga yang kena musibah banjir di Aceh dan Sumatera,” kata Pujiono, Selasa (2/12/2025).
Dia berharap, aksi ini dapat mengunggah empati terhadap sesama yang terkena musibah banjir dan sekaligus memberikan pembejalaran terhadap para siswa peduli dengan sesama.
“Tentunya apabila ada saudara kita yang kena musibah, kita juga harus ikut merasakan. Hasil bantuan tersebut nantinya akan disalurkan melalui Lazizmu,” tambahnya.
Selain untuk membantu korban bencana, kegiatan ini juga menjadi sarana pembelajaran sosial bagi siswa, termasuk mengenalkan mereka pada pentingnya kesiapsiagaan dan tanggap bencana sejak usia dini.
Para guru berharap kegiatan serupa dapat rutin dilakukan sehingga membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan dan sesama. (eko/redaksi)