Semarang, Infojateng.id – Peringatan Hari Ibu dinilai sebagai momen strategis untuk memperkuat peran perempuan dalam membangun kepedulian sosial dan menjaga harmoni di tengah masyarakat, bukan sekadar seremoni tahunan.
Hal tersebut disampaikan Ketua TP PKK Jawa Tengah, Hj Nawal Arafah Yasin, saat menghadiri Peringatan Hari Ibu ke-97 tingkat Provinsi Jawa Tengah di Gedung Grhadhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jumat (19/12/2025).
Ning Nawal menekankan, perempuan memiliki posisi penting dalam menciptakan lingkungan sosial yang inklusif. Melalui keterlibatan aktif dalam komunitas, kegiatan gotong royong, dan ruang-ruang sosial, perempuan menjadi penggerak terciptanya masyarakat yang saling peduli.
“Ketika perempuan diberi ruang dan kesempatan, dampaknya bukan hanya pada keluarga, tetapi juga pada kehidupan sosial yang lebih rukun dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan mengusung tema Perempuan Peduli Masyarakat Harmoni, peringatan Hari Ibu tahun ini disebutnya sebagai ajakan untuk melihat kembali makna Hari Ibu dalam konteks kebangsaan.
Menurutnya, Hari Ibu di Indonesia lahir dari sejarah panjang perjuangan perempuan dan tidak dapat disamakan dengan perayaan Mother’s Day di negara lain. Momentum ini menjadi bentuk penghormatan atas kontribusi perempuan dalam berbagai bidang, mulai dari sosial, pendidikan, hingga kebangsaan.
Ia juga menyinggung sejarah Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928 yang menjadi tonggak lahirnya gerakan perempuan nasional. Berbagai gagasan progresif lahir dari kongres tersebut, seperti peningkatan akses pendidikan perempuan, perlindungan hak perempuan, hingga penolakan terhadap praktik perkawinan anak.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan bahwa peran perempuan saat ini semakin luas, termasuk dalam penguatan ekonomi keluarga.
“Perempuan tidak hanya berperan di ranah domestik, tetapi juga menjadi tulang punggung ekonomi melalui UMKM. Data menunjukkan mayoritas pelaku UMKM adalah perempuan,” ungkapnya.
Selain ekonomi, perempuan juga memiliki peran sentral dalam pendidikan anak. Menurutnya, kualitas sumber daya manusia masa depan sangat ditentukan dari pola pendidikan dalam keluarga.
“Cita-cita Indonesia Emas harus dimulai dari rumah, dari peran orang tua, khususnya ibu,” pungkasnya. (one/redaksi)