Batang, Infojateng.id – Suara gemuruh, tanah bergoyang, dan raungan sirine sontak membuat para pelajar SMPN 7 Batang bergegas mencari tempat berlindung.
Namun, gegeran tersebut bukan kejadian nyata, melainkan bagian dari simulasi mitigasi gempa, untuk melatih kesiapsiagaan pelajar ketika bencana datang.
Kepala SMPN 7 Batang, Moehammad Santoso, mengatakan, simulasi mitigasi bencana tersebut melibatkan tim perwakilan dari Stasiun Geofisika Banjarnegara.
Pelaksanaan simulasi memanfaatkan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), sehingga tidak mengganggu waktu belajar anak.
“Ini baru pertama kali. Respons anak cepat beradaptasi, supaya mereka bisa menyikapi apabila terjadi gempa susulan,” kata Santoso, usai simulasi mitigasi gempa, di halaman SMPN 7 Batang, Selasa (23/7/2024).
Salah seorang siswa SMPN 7 Batang, Andrea mengakui, simulasi ini merupakan yang pertama kalinya didapat langsung dari pihak BMKG.
“Kami jadi tahu caranya berlindung ketika ada gempa. Jadi tidak perlu nangis atau merepotkan orang lain, dan mencegah bertambahnya korban jiwa,” ujar Andrea.
Staf Operasional BMKG Banjarnegara, Yusuf Nur Perkasa, menerangkan, melalui program BMKG Goes to School, pihaknya mengedukasi para pelajar agar mampu mengambil langkah cepat, ketika bencana muncul.
“Mereka kami edukasi ketika ada gempa harus berlindung di bawah kolong meja, lindungi kepala. Saat gempa reda segera menuju titik kumpul,” beber Yusuf.
Yusuf mengimbau pihak sekolah untuk menyediakan rambu-rambu titik kumpul dan jalur evakuasi, mengingat Kabupaten Batang termasuk daerah rawan bencana. (eko/redaksi)