Jepara, infojateng.id – Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menjadi guru sehari untuk memberikan wawasan kebangsaan di SMA Negeri 1 Jepara, Jumat (25/8/2023).
Kegiatan tersebut merupakan implementasi program Quick Wins Presisi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui kegiatan penanaman wawasan kebangsaan di lingkungan pendidikan.
Sebanyak 324 siswa SMA Negeri 1 Jepara mengikuti pelatihan tersebut.
Kapolres menyampaikan, wawasan kebangsaan pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat kuat untuk kebersamaan dalam mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi.
“Kami ingin agar generasi muda memiliki pemahaman yang baik tentang nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air,” kata kapolres.
Kapolres menjelaskan, bahwa wawasan kebangsaan tidak dilandasi asal-usul kedaerahan, suku, keturunan, status sosial, agama dan keyakinan.
“Hal yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia telah dijadikan dasar negara dan ideologi nasional yang terumus di dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam pembukaan UUD 1945,” ujarnya.
Wahyu menekankan pentingnya memahami falsafah dasar Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku.
Menurutnya, dengan memahami nilai dasar dari Pancasila akan menjadikan kemerdekaan tanpa diskriminasi. Seperti memeluk agama sesuai kepercayaan, mengakui dan memperlakukan semua warga negara sebagai manusia yang bermartabat, memiliki solidaritas yang tinggi dan hidup rukun, serta mengakui dan menghargai kedaulatan rakyat.
“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Wilayahnya terbentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam budaya yang berpotensi menjadi negara yang maju,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, potensi itu menjadi semakin besar karena bangsa mempunyai sumber daya alam yang melimpah.
“Ini dibuktikan Indonesia masuk dalam 20 besar perekonomian di dunia,” tandasnya.
Namun, imbuhnya, untuk mencapai itu, banyak tantangan yang menghadang, di antaranya aksi-aksi intoleransi, radikalisme dan terorisme.
“Kita harus senantiasa merawat bangsa Indonesia. Kita memegang peranan dalam bidang masing-masing, mengembangkan wawasan kebangsaan dan menghargai sikap saling toleransi,” ujarnya.
Terkait kenakalan remaja, sambungnya, terkadang mewarnai proses pendewasaan diri manusia muda yang disebut remaja. Tingkah laku ini ada yang wajar hingga di luar batas kewajaran.
Sebagai contoh penyalahgunaan narkoba, tawuran, pergaulan bebas, balap liar, pesta miras, judi online, merusak fasilitas umum, bullying dan lain sebagainya.
“Saya berharap siswa SMAN 1 Jepara menjadi anak-anak yang baik, hindari kenakalan remaja, karena masa depan masih panjang,” pesannya.
Pada sesi tanya jawab, Siswi Putri Sukmawati menyampaikan pertanyaan bagaimana cara menanggulangi terorisme.
Kapolres pun menjelaskan, bahwa terorisme muncul itu dari paham intoleransi dan radikalisme, bisa melalui forum pengajian yang sifatnya tertutup dengan doktrin anti pemerintah dan menganggap pihak yang tidak sepaham sebagai musuh.
“Apalagi anak-anak dan remaja adalah kelompok yang rentan terpapar paham radikalisme dan terorisme. Sebab, pemikiran mereka masih labil,” tuturnya.
Oleh karena itu, para pelajar didorong untuk memiliki rasa nasionalisme cinta tanah air yang tinggi, serta diajak untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara.
Selain itu, kapolres berpesan kepada para pelajar agar mampu memfilter segala bentuk informasi yang tersedia di internet untuk bisa menyikapi dengan pemikiran terbuka dan toleran.
“Sehingga tidak mudah terprovokasi oleh hasutan yang dapat merusak jiwa nasionalisme, serta dapat menghargai segala bentuk perbedaan untuk menjaga persatuan bangsa,” tegasnya. (eko/redaksi)