Kurban dan Kuasa: Menyembelih Keangkuhan dalam Diri Penguasa

infojateng.id - 6 Juni 2025
Kurban dan Kuasa: Menyembelih Keangkuhan dalam Diri Penguasa
 - (infojateng.id)
Penulis
|
Editor

Oleh: A. Dawam Pratiknyo

Mahasiswa S2 Ilmu Politik, Peneliti Charta Politika Indonesia

 

PISAU itu masih berkilat dalam ingatan kolektif umat manusia. Di padang gurun Mina, tangan Ibrahim gemetar mencengkeram bahu Ismail. Mata sang anak memancarkan kepercayaan penuh, bukan ketakutan buta. Lalu terdengar seruan langit: “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. As-Saffat: 106). Pada detik genting itu, bukan kematian yang lahir, melainkan sebuah revolusi etika kekuasaan pertama dalam sejarah peradaban. Darah domba yang mengalir menggantikan Ismail bukan sekadar pengganti korban. Ia adalah naskah konstitusi ilahi yang menelanjangi kesewenangan: kekuasaan sejati bukanlah hak menumbalkan, melainkan kewajiban suci untuk melindungi.

 

Iduladha kerap terjebak dalam ritual kesalehan personal. Namun, jika kita menyelami narasi Ibrahim dan Ismail dengan pisau analisis yang tepat, tersingkaplah anatomi kekuasaan yang paling fundamental. Inti kisah ini adalah kritik pedas nan abadi terhadap politik otoritarian. Ketika Ibrahim sang nabi sebagai figur otoritas tertinggi bermusyawarah dengan Ismail (“Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia [Ismail] menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” – QS. As-Saffat: 102), ia menghancurkan mitos kepatuhan buta. Inilah prototipe demokrasi transendental, di mana otoritas tertinggi sekalipun tidak menghapus kedaulatan subjek.

 

Membedah Relasi Kuasa: Dari Koersi ke Konsensus

Awalnya, relasi itu tampak hierarkis dan koersif. Mimpi Ibrahim sebagai perintah Ilahi berpotensi menjadi wacana kuasa yang memaksakan kepatuhan mutlak. Sebagai pemegang otoritas nubuwah dan keayahan, Ibrahim bisa memerintahkan tanpa penjelasan. Namun, titik balik revolusioner terjadi karena adanya dialog. Dengan bertanya, Ibrahim secara sadar membongkar struktur kuasa tradisional. Ia mengakui subjektivitas dan kedaulatan Ismail. Keputusan akhir bukan lagi monopoli otoritas, tetapi hasil negosiasi yang melibatkan persetujuan aktif Ismail. Kuasa tidak lagi beroperasi sebagai paksaan, tetapi sebagai pengakuan terhadap subjek.

 

Penggantian Ismail dengan domba menjadi penegasan bahwa kuasa Ilahi yang sejati menolak pengorbanan manusia demi ambisi atau kepatuhan buta. Kuasa sejati itu melindungi kehidupan, mengubah logika “menumbalkan” menjadi “menyelamatkan.” Pisau yang semula simbol potensi kekerasan, berubah menjadi simbol kepatuhan pada etika perlindungan.

 

Perintah dalam mimpi Ibrahim berpotensi menjadi kekerasan dalam kerangka tirani apabila menggunakan tubuh Ismail sebagai alat pemuas tuntutan (yang disangka) transenden. Namun, dialog mengubah potensi kekerasan itu menjadi kekuasaan sejati. Ismail tidak dipaksa, namun ia berpartisipasi secara sadar dan sukarela, memberikan persetujuannya. Keputusan penyembelihan (yang dibatalkan) menjadi hasil aksi bersama ayah dan anak, didasarkan pada kesepakatan dan ketaatan pada kehendak Ilahi yang lebih tinggi.

 

Otoritas Ibrahim sebagai Nabi dan ayah tidak merosot menjadi tirani. Ia tidak menggunakan statusnya untuk memaksakan kepatuhan buta. Sebaliknya, ia menggunakannya secara bertanggung jawab dengan melibatkan subjeknya dalam musyawarah. Otoritasnya justru diperkuat dan dilegitimasi oleh pengakuan dan persetujuan Ismail. Penggantian domba adalah penegasan terakhir bahwa Tuhan sendiri menolak kekerasan sebagai instrumen kekuasaan atau otoritas. Otoritas Ilahi yang sejati dimanifestasikan melalui kasih sayang dan penyelamatan, bukan pembunuhan sewenang-wenang.

 

Narasi Ibrahim dengan Ismail menjadi cermin yang menyilaukan bagi setiap penguasa yang lalim. Mitos tentang kepatuhan buta dihancurkan seperti halnya penguasa otoriter dari Fir’aun hingga diktator modern dalam membangun kultus kepatuhan absolut. Mereka menutup ruang dialog, menyatakan diri sebagai sumber kebenaran tunggal. Kisah ini merontokkan mitos itu: Ibrahim sebagai pemegang otoritas tertinggi yang mendapat perintah langsung dari Tuhan pun bermusyawarah. Tiada otoritas yang cukup suci untuk meniadakan dialog.

 

Dalam rezim otoriter, rakyat menjadi “Ismail-Ismail” yang ditumbalkan demi proyek mercusuar, stabilitas semu, atau kelanggengan kekuasaan. Kekuasaan yang sah tidak membunuh, tetapi menyelamatkan; tidak menindas, tetapi melindungi. Rakyat adalah subjek yang dilindungi, bukan objek yang dikorbankan.

 

Kisah Ismail menegaskan bahwa fondasi kekuasaan sejati adalah kesepakatan, kepercayaan, dan perlindungan. Kekerasan adalah pengakuan akan kegagalan kekuasaan sejati. Banyak tiran mengklaim bertindak atas nama Tuhan, ideologi, atau nasib untuk melegitimasi kesewenangan. Ujian Ibrahim justru mengungkap bahwa kehendak Ilahi yang sejati selalu berpihak pada kehidupan, keadilan, dan penghormatan martabat manusia. Tuhan dalam kisah ini adalah Sang Pembebas Ismail, bukan Sang Penyembelih yang haus darah.

 

Iduladha: Menyembelih Keangkuhan, Merajut Kekuasaan yang Melindungi

 

Mereduksi Iduladha menjadi sekadar ritual penyembelihan hewan adalah pengkhianatan terhadap pesan revolusionernya. Setiap kali pisau kurban dihunus, ia harus menjadi pengingat kolektif bahwa pisau itu bukan simbol hak penguasa untuk menumpahkan darah rakyat, melainkan alat untuk menyembelih keangkuhan dan kesewenangan dalam diri setiap pemegang kuasa. Revolusi etika dari Padang Mina menuntut transformasi radikal dalam memandang kepemimpinan.




Halaman:
1
2

Tinggalkan Komentar

Terbaru Hari Ini

Kunjungan Wisata Batang Tembus 1,5 Juta Pengunjung Sepanjang 2025

Kunjungan Wisata Batang Tembus 1,5 Juta Pengunjung Sepanjang 2025

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng   Wisata
Warga Batang Diimbau Rayakan Nataru Secara Sederhana

Warga Batang Diimbau Rayakan Nataru Secara Sederhana

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Pesta Tahun Baru di Batang Ditiadakan, Ini Gantinya

Pesta Tahun Baru di Batang Ditiadakan, Ini Gantinya

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Panggung Anak Desa Dadirejo, Pentas Seni SDN Dadirejo 02 Bikin Orang Tua Haru dan Bangga

Panggung Anak Desa Dadirejo, Pentas Seni SDN Dadirejo 02 Bikin Orang Tua Haru dan Bangga

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pendidikan
Nawal Yasin Gencarkan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara

Nawal Yasin Gencarkan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Abdi Nagari Award Diharap jadi Inspirasi ASN di Jateng Layani Masyarakat dengan Ikhlas

Abdi Nagari Award Diharap jadi Inspirasi ASN di Jateng Layani Masyarakat dengan Ikhlas

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pemerintahan
Sarasehan Guru Jepara Kuatkan Strategi Cegah Bullying di Sekolah

Sarasehan Guru Jepara Kuatkan Strategi Cegah Bullying di Sekolah

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pendidikan
Wakil Bupati Jepara Membuka Gelaran Semuria 2025

Wakil Bupati Jepara Membuka Gelaran Semuria 2025

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Jepara Gelar Rakor Kesiapsiagaan

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Jepara Gelar Rakor Kesiapsiagaan

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Kontingen Jepara Wakili Daerah di Ajang Kemah Internasional Pandu Ma’arif NU

Kontingen Jepara Wakili Daerah di Ajang Kemah Internasional Pandu Ma’arif NU

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Ribuan Obat Terlarang, Sabu, Ganja hingga Sajam Dimusnahkan

Ribuan Obat Terlarang, Sabu, Ganja hingga Sajam Dimusnahkan

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Jelang Nataru, Harga Kepokmas di Pasar Batang Naik 50 Persen

Jelang Nataru, Harga Kepokmas di Pasar Batang Naik 50 Persen

Ekonomi   Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng
Polemik Tambang di Jateng, Ahmad Luthfi: Jangan Coba-coba Ubah Informasi Tata Ruang!

Polemik Tambang di Jateng, Ahmad Luthfi: Jangan Coba-coba Ubah Informasi Tata Ruang!

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng
Kolaborasi Ahmad Luthfi Diacungi Jempol, Luhut: Jateng Punya Semua Potensi

Kolaborasi Ahmad Luthfi Diacungi Jempol, Luhut: Jateng Punya Semua Potensi

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng   Investasi
Gubernur Luthfi: Rugi Kalau Tak Investasi di Jawa Tengah

Gubernur Luthfi: Rugi Kalau Tak Investasi di Jawa Tengah

Ekonomi   Info Jateng   Investasi
Pesantren Didorong jadi Ruang Aman dan Ramah bagi Santri

Pesantren Didorong jadi Ruang Aman dan Ramah bagi Santri

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Bupati Witiarso Targetkan 3,2 Juta Pohon untuk Hijaukan Kota Ukir

Bupati Witiarso Targetkan 3,2 Juta Pohon untuk Hijaukan Kota Ukir

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Jelang Natal, TNI-Polri Bersama Masyarakat Bersihkan Gereja di Jepara

Jelang Natal, TNI-Polri Bersama Masyarakat Bersihkan Gereja di Jepara

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Pemkab Kawal Inklusivitas Pendidikan di Jepara Lewat Gebyar Inklusi 2025

Pemkab Kawal Inklusivitas Pendidikan di Jepara Lewat Gebyar Inklusi 2025

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pendidikan
Korpri Jepara Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra

Korpri Jepara Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Close Ads X